Data dan Fakta Gempa Rusia Sempat Picu Peringatan Tsunami di RI

Data dan Fakta Gempa Rusia Sempat Picu Peringatan Tsunami di RI

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 31 Jul 2025 06:46 WIB
Data dan Fakta Gempa Rusia Sempat Picu Peringatan Tsunami di RI
Ilustrasi. (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Gempa bumi M 8,7 mengguncang Semenanjung Kamchatka Timur Jauh Rusia. Gempa dahsyat ini sempat memicu peringatan tsunami di Indonesia.

BMKG turut memantau gempa besar di dekat pesisir timur Kamchatka Rusia pukul 06.24 WIB, Rabu (30/7/2025) kemarin. Berdasarkan analisis BMKG, gempa bumi ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng pada Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench). Gempa bumi ini memiliki mekanisme naik (thrust fault).

Gempa ini berpotensi tsunami di wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam. Namun, hasil analisis BMKG kemarin, berpotensi tsunami di Indonesia, sehingga peringatan dini tsunami pun dikeluarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BMKG memprediksi dampak gempa Rusia menyebabkan tsunami di sepuluh wilayah Indonesia dengan ketinggian air kurang dari 0,5 meter atau 50 sentimeter. Sepuluh wilayah itu antara lain Talaud, Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Rajaampat, Biaknumfor, Supiori, Sorong bagian utara, Jayapura dan Sarmi.

ADVERTISEMENT

BNPB dalam jumpa persnya meminta agar tsunami 50 cm tidak diremehkan karena bisa membunuh. Kepala Pusdatin BNPB Abdul Muhari menuturkan, jika berkaca pada pengalaman pada tahun 2011 ketika ada peringatan potensi Tsunami di Jayapura akibat gempa Jepang, masih terdapat korban jiwa di Jayapura. Oleh karenanya BNPB tetap meminta agar wilayah pesisir pantai di 10 wilayah berpotensi tsunami dikosongkan.

"Kita bisa lihat pengalaman kita di 2011, itu ada 1 korban jiwa di Jayapura, ini satu diantara hanya 2 korban jiwa pada saat tsunami 2011 Jepang di luar Jepangnya. Jadi jangan sampai ini terulang, jadi benar-benar kita waspadai," kata Abdul.

BNPB meminta agar warga mengosongkan wilayah pantai pada waktu estimasi potensi tsunami. Pengosongan wilayah pantai juga diimbau tetap dilakukan setelah jeda waktu setelah gelombang pertama datang, sebab bisa jadi gelombang terbesar tsunami terjadi pada gelombang keempat maupun gelombang kelima dengan durasi jeda hingga berjam-jam.

"Kita kosongkan dulu daerah pantai, supaya benar-benar nanti setelah peringatan dini tsunami diakhiri oleh BMKG baru kemudian masyarakat beraktivitas seperti biasa," katanya.

Sejak peringatan dini tsunami di Indonesia disampaikan, BMKG mencatat hingga per pukul 08.30 WIB, ada 7 gempa susulan dengan magnitudo terbesar M 6,9 dan terkecilnya M 5,4.

BMKG langsung mengimbau masyarakat pesisir di sepuluh wilayah itu untuk menjauhi pantai. Hingga saat ini belum ada data kerusakan akibat dampak gempa besar di Rusia itu.

BMKG memantau gempa itu menggunakan tsunami gauge. Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono selama pemantauan memonitor teluk-teluk yang sempit di Indonesia.

Tsunami gauge adalah perangkat sensor observasi muka laut yang dirancang khusus untuk pemantauan tsunami, baik jenis seismik maupun nonseismik. Fungsi tsunami gauge adalah mengamati tinggi muka air laut secara real time.

"Warning atau peringatan dini hari ini terkait dengan status ancamannya adalah waspada atau kurang dari 0,5 meter. Namun pada kasus-kasus khusus di kawasan yang sangat lokal pada pantai yang berbentuk teluk atau sorong yang sempit, maka akan memungkinkan terjadinya amplifikasi tsunami sehingga amplifikasinya bisa lebih dari 0,5 meter. Ini yang harus kita waspadai," kata Daryono.

Sekolah di Talaud Diliburkan

BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami di 10 wilayah Indonesia imbas gempa M 8,7 di Rusia. 10 wilayah itu adalah Talaud, Kota Gorontalo, Halmahera Utara, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Supiori, Sorong bagian utara, Jayapura, dan Sarmi. Foto: BMKG
Sejumlah sekolah di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, diliburkan usai adanya peringatan dini tsunami. Kalaksa BPBD Talaud Ordik Rompah mengatakan pihaknya langsung membuat surat edaran setelah adanya informasi dari BMKG.

"Kita sudah melakukan langkah-langkah mitigasi, termasuk anak sekolah kita sudah liburkan," katanya.

Meski ada peringatan tsunami, warga tetap tenang. Dia juga mengatakan masyarakat langsung diimbau untuk menjauhi pantai.

"Memang di sana tidak terjadi kepanikan karena mungkin juga masyarakat kita sudah pernah atau sering mengalami situasi seperti itu. Kita sudah sampaikan juga termasuk arahan 1 jam sebelum dan 2 jam estimasi ini masyarakat waspada dan jauhi lokasi pesisir dan menuju lokasi lebih tinggi," jelasnya.

Siswa di Jayapura Dipulangkan Lebih Awal

Titik gempa di Rusia yang picu peringatan dini tsunami negara lain. Titik gempa di Rusia. Foto: (US Tsunami Warning System)
BPBD Papua juga sempat melakukan antisipasi untuk memberi imbauan warga. Kalaksa BPBD Provinsi Papua Wisnu Raditya mengatakan siswa di Jayapura dipulangkan lebih awal.

"Untuk di kota Jayapura kami sudah koordinasi dengan BPBD Kota Jayapura, dan telah diantisipasi juga, kemudian ada beberapa wilayah yang sudah rupanya di beberapa sekolah sudah dipulangkan lebih awal karena antisipasi ini," katanya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Jayapura Nofdi sia[ membawa warga di pesisir Teluk Youtefa naik ke dataran tinggi.

"Kami imbau kepada masyarakat ketika sudah jam yang dirilis oleh BMKG, sedapat mungkin warga yang ada di posisi rawan di pesisir pantai Teluk Youtefa kalau bisa mereka sudah naik dataran tinggi, dan anak buah kita sudah ke lapangan, dan kita berdoa agar apa yang menjadi ketakutan tentang tsunami tidak akan memberikan rasa horor masyarakat," kata Nofdi.

Warga Gorontalo Mengungsi

Sejumlah warga melihat kondisi pantai Leato Selatan di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (30/7/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gorontalo merilis dampak gempa tektonik magnitudo 8,7 di dekat pesisir timur Kamchatka, Rusia berpotensi menimbulkan tsunami setinggi 0,5 meter di wilayah Kota Gorontalo. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/foc. Gorontalo waspada Tsunami. (Foto: ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin)
Sejumlah warga di pesisir pantai Kota Gorontalo sempat mengungsi ke area pegunungan. Warga Kelurahan Leato Utara, Haidar Masai (48) mengaku kaget setelah menerima informasi terkait tsunami. Dia menyebut keluarganya di Kabupaten Bone Bolango juga sementara mengungsi.

"Kaget, takut, harus waspada saja. Tsunami waspada saja. Pokoknya waspadalah seperti apa Allah SWT berikan kita terima," katanya.

"Sudah ditelepon (keluarga) yang di (Kecamatan) Bone Pantai, Kabupaten Bone Bolango, sementara menyimpang (evakuasi barang)," sambungnya.

Warga lainnya, Fatma Paneo (30), juga mengaku kaget menerima informasi terkait potensi tsunami. Dia menyebut informasi itu telah diinformasikan melalui masjid.

"Semuanya ini ada tetangga (keluarga) baru naik dorang (mereka ke gunung). Masih ada yang lain mau datang lima keluarga," tambahnya.

Pelayaran Kapal Manado-Talaud di Sulut Ditunda

Polres Talaud saat menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait antisipasi tsunami. Foto: Polres Talaud saat menyampaikan imbauan kepada masyarakat terkait antisipasi tsunami. (dok. istimewa)
Pelayaran kapal dari Manado ke Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara (Sulut) ditunda imbas peringatan dini tsunami pascagempa M 8,7 di Rusia.

"Kapal yang akan berlayar dari Manado ke Talaud ditunda melihat perkembangan situasi, dan anak sekolah dibubarkan lebih awal," kata Kapolres Talaud AKBP Arie Sulistyo Nugroho.

Arie mengatakan pihaknya sempat memerintahkan kepada seluruh jajaran Polres Talaud hingga polsek untuk melaksanakan imbauan kepada masyarakat sekitar pesisir pantai, baik secara langsung melalui patroli maupun media sosial. Kemudian melaksanakan koordinasi dengan Forkopimda guna melakukan tindakan selanjutnya serta menyiapkan segala kebutuhan dengan persediaan yang ada di masing-masing institusi.

13 Wilayah Tsunami Kecil

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono Foto: Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono (tangkapan layar YouTube BNPB)
BMKG mencatat penambahan wilayah di Indonesia yang mengalami tsunami minor akibat gempa Rusia. Ada 13 wilayah di Indonesia yang mengalami tsunami.

"Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status waspada (ketinggian Tsunami kurang dari 0.5m)" kata Direktur Gempa Bumi dan tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Rabu (30/7/2025).

Berikut daftarnya:

1. Jayapura DOK II, Indonesia (14:14 WIB) 0,3 meter
2. Pel. Tapaleo, Halamhera Tengah (14:15WIB) 0,1 meter
3. Sarmi, Indonesia (14:20 WIB) 0,5 meter
4. Sorong, Papua Barat, Indonesia (14:35 WIB) 0,2 meter
5. Depapre Jayapura Papua, Indonesia (14:45 WIB) 0,3 meter
6. Sausapor, Papua Barat (15:04WIB) 0,3 meter
7. Pel. Beo Talaud, Sulawesi Utara, Indonesia (15:14 WIB) 0,06 meter
8. Pel. Daeo Majiko, Morotai, Maluku Utara (15:17 WIB) 0,08 meter
9. Manokwari, Papua Barat (14.23 WIB) 0,15 meter
10. Gebe, Maluku Utara (14.57 WIB) 0,11 meter
11. Bitung, Sulawesi Utara (14.20 WIB) 0,21 meter
12. Manado, Sulawesi Utara (16.42 WIB) 0,08 meter
13. Likupang, Sulawesi Utara (17.20 WIB) 0,14 meter

Daryono mengatakan tsunami gauge di wilayah Gorontalo tidak terdeteksi.

Peringatan Tsunami Dicabut

ilustrasi kantor bmkg Foto: Farih Maulana/detikcom

Peringatan dini tsunami di Indonesia dinyatakan telah berakhir pukul 22.42 WIB. BMKG mengungkap alasannya.

"Seluruh marigram (catatan tsunami) di Indonesia sudah cenderung meramping dan mengecil gambaran energi sudah terdisipasi," kata Daryono.

Daryono juga menerangkan mengapa BMKG tak buru-buru mengakhiri peringatan tsunami di Indonesia.

"Karekteristik tsunami ini memang unik gelombangnya, pada fase terakhir itu bisa mengakibatkan osiliasi yang tinggi sehingga ini yang kita khawatirkan," ujar Daryono.

"Karena pada kasus tertentu di akhir itu ada gelombang tsunami yang lebih besar dan tak terprediksi, itu yang menjadi kekhawatiran kami. Sehingga hingga saat ini kita belum mengakhiri peringatan dini tsunaminya," sambungnya.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menambahkan berdasarkan pemantauan, wilayah Sarmi Papua sempat menunjukkan tren gelombang yang makin besar. Dia mengatakan dalam beberapa kejadian tsunami lintas samudera, tinggi gelombang masih bisa terjadi.

"Karena misalkan kita lihat di antara Jepang dan Indonesia ada pulau kecil yang bisa penjalaran gelombang tak liner, ini yang bisa menyebabkan ada amplifikasi tinggi gelombang setelah fase awal. Jadi kalau kita lihat peaknya itu baru 3 puncak gelombang, sebaiknya kita masih menunggu 5 puncak gelombang. Apakah trennya masih naik atau energinya sudah habis," ujar Abdul Muhari.

Simak juga Video 'Menjelaskan Penyebab Gempa Rusia dengan Spons dan Buku':
Halaman 2 dari 7
(idn/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads