Perjalanan 3 Minggu Kasus Diplomat Kemlu Tewas hingga Penyebab Terungkap

Perjalanan 3 Minggu Kasus Diplomat Kemlu Tewas hingga Penyebab Terungkap

Haris Fadhil - detikNews
Rabu, 30 Jul 2025 16:22 WIB
Video: Gerak-gerik Diplomat Muda Kemlu Sebelum Ditemukan Tewas
Tangkapan layar CCTV menunjukkan ADP di tempat kos sebelum tewas (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Polisi mengungkap penyebab tewasnya diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), yang ditemukan dengan kondisi wajah terlilit lakban. Penyebab kematian ADP diungkap setelah polisi melakukan penyelidikan selama 3 pekan.

Dirangkum detikcom, Rabu (30/7/2025), mayat ADP pertama kali ditemukan pada Selasa (8/7) pagi. Kesimpulan akhir kasus ini kemudian diungkap polisi pada Selasa (29/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut perjalanan penyelidikan kasus kematian ADP selama 3 pekan:

Polisi Lakukan Olah TKP

Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kamar kos ADP yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat, setelah menerima laporan dari penjaga kos. Berdasarkan pengamatan awal, polisi menyatakan tak terlihat tanda-tanda kekerasan di tubuh ADP.

ADVERTISEMENT

"Kalau visum luarnya sih tidak ada tanda tanda kekerasan," kata Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi kepada wartawan, Selasa (8/7).

Rezha juga menyebut tak ada barang yang diduga hilang dari kamar kosnya. Saat itu, polisi menyatakan akan melakukan autopsi dan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kematian ADP.

"Tidak ada tanda tanda kekerasan, tidak ada barang yang hilang. Belum dipastikan (penyebab)," jelas Rezha.

Polisi juga menemukan obat sakit kepala dan lambung di lokasi. Polisi juga mengamankan lakban, plastik, bantal, hingga pakaian ADP.


Periksa Saksi dan CCTV

Masih pada hari yang sama, polisi langsung melakukan pemeriksaan awal terhadap saksi-saksi. Polisi juga mengecek rekaman CCTV di kos ADP.

"Baru tiga ya, dari pemilik kos, terus dari penjaga kos, selanjutnya dari saudaranya. Tidak ada mengarah bilang 'oh ini korban ada temannya atau musuhnya', gitu," ujar Rezha.

Dia mengatakan saat itu jajarannya masih belum menemukan hal mencurigakan dari rekaman CCTV. Dia mengatakan hanya ada sidik jari korban di lokasi.

"Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu," ucap Rezha.

Tangkapan layar gerak-gerik diplomat Kemlu di kos sebelum ditemukan tewas, pada Selasa (8/7/2025).Tangkapan layar gerak-gerik diplomat Kemlu di kos sebelum ditemukan tewas, pada Selasa (8/7/2025).

Periksa Istri ADP

Polisi juga memeriksa istri ADP. Hasilnya, diketahui ADP memiliki riwayat penyakit lambung.

"Untuk sementara hasil pemeriksaan istri sih memang dia punya sakitlah ya, punya GERD, sakit kolesterol aja sebenarnya," kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Sigit Karyono, Rabu (9/7).

Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyelidikan

Pada 10 Juli, Polda Metro Jaya menyatakan telah mengambil alih penyelidikan kasus kematian ADP. Polisi menegaskan penyelidikan dilakukan dengan metode scientific crime investigation.

"Betul, diambil alih oleh Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, saat dihubungi detikcom, Kamis (10/9).

Pemeriksaan Labfor

Setelah olah TKP, polisi menyerahkan barang bukti yang ditemukan ke laboratorium forensik (labfor) untuk diuji lebih lanjut. Barang bukti itu termasuk CCTV, handphone, hingga laptop ADP.

"Nanti dari forensik barangkali membuka HP, bisa di-trace, ke mana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto, Kamis (10/9).

Karyoto saat itu menargetkan pemeriksaan bisa dirampungkan dalam seminggu. Dia mengatakan kesimpulan kasus ini akan disampaikan setelah penyelidikan tuntas.

"Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik ya, baik CCTV kemudian hasil autopsi dan juga termasuk digital. Digital itu dari laptop dan lain-lain. Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan," ujarnya.

Kapolri Perintahkan Maksimal Usut Kematian ADP

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya mengusut kasus ini secara maksimal. Dia mengatakan pengusutan kasus secara maksimal merupakan komitmen Polri dalam menangani semua perkara.

"Tentunya apabila sudah kita temukan bukti-bukti dan saya minta untuk anggota juga bergerak maksimal agar segera bisa terungkap dan memang ditunggu oleh publik, ditunggu oleh masyarakat," ucap Sigit, Kamis (10/7).

Olah TKP Lanjutan

Pada Jumat (11/7), polisi melakukan olah TKP lanjutan. Polisi kembali mendatangi TKP tewasnya ADP bersama tim dari Puslabfor Polri, Inafis Bareskrim, hingga dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Tadi pagi rekan-rekan kami dari penyelidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya kembali melakukan olah TKP," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (11/7).

Organ Dalam ADP Diperiksa

Ade Ary mengatakan jenazah ADP diautopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Dia menyebut organ dalam tubuh ADP diperiksa.

"Ini dilakukan analisis, dilakukan pemeriksaan secara laboratoris, itu tadi, organ-organ dalamnya, patologinya, nanti hasilnya apa, nanti akan kami sampaikan," kata dia.

Libatkan Psikolog Forensik

Ade Ary mengatakan penyelidik melibatkan tim psikolog forensik untuk mengusut kematian ADP. Dia mengatakan psikolog forensik dilibatkan untuk mendalami profil ADP.

"(Pemeriksaan) untuk mengungkap secara utuh, dari mulai bagaimana sehari-hari korban, kegiatan korban, hingga akhirnya terjadi atau muncul ada peristiwa itu," ujarnya.

Deretan barang bukti tersebut ditunjukkan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). Salah satu yang ditunjukkan ialah lakban kuning.Deretan barang bukti tersebut ditunjukkan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025). Salah satu yang ditunjukkan ialah lakban kuning. (Grandyos Zafna/detikcom)

Kompolnas Ikut Turun Tangan

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga turun tangan mengawasi penyelidikan kematian ADP. Kompolnas juga mendatangi keluarga ADP di Yogyakarta untuk mengetahui latar belakang ADP hingga mendalami informasi dan barang bukti yang dikumpulkan selama ini ke pihak keluarga.

"Kami juga diberi informasi terkait sesuatu yang sifatnya baru. Yang belum ada perdebatan. Yang itu perlu kami telusuri," ujar komisioner Kompolnas Choirul Anam, Minggu (20/7).

Kompolnas Datangi TKP

Pada 22 Juli, Kompolnas mendatangi kos ADP. Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pertemuan dengan keluarga ADP dan melakukan pengawasan terhadap penyelidikan.

Dari hasil pengecekan ini, Kompolnas mendapat informasi soal aktivitas terakhir ADP. Kompolnas juga mendapat gambaran tentang kondisi kamar kos ADP, termasuk soal dua jenis kunci di pintu kos ADP.

"Posisi kunci ini sangat krusial, di situ kami cek secara fisik dan kami konfirmasi kepada penjaga kos-kosan ini. Karena beliaulah yang membuka pertama kali. Terus kami minta untuk diperagakan posisi kuncinya," kata Anam.

Sebagai informasi, ada kunci slot dan kunci yang menyatu dengan gagang pintu di bagian dalam pintu kamar ADP. Selain itu, pintu kamar ADP menggunakan smartlock dan hanya bisa dibuka dengan kartu akses.

Polisi Ungkap Fakta Baru dari CCTV Kemlu

Pada 24 Juli, polisi mengungkap fakta baru terkait kematian ADP. Polisi menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan ADP pergi ke rooftop Gedung Kemlu pada Senin (7/7) atau satu malam sebelum ditemukan tewas.

"Maka diduga tanggal 7 Juli 2025, jam 21.43-23.09 atau sekitar 1 jam 26 menit diduga korban berada di rooftop lantai 12 gedung Kemenlu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (24/7).

Berdasarkan rekaman CCTV didapati korban membawa tas gendong dan tas belanja. Namun saat korban turun dari rooftop tas tersebut tidak dibawanya.

Tas itu kemudian ditemukan di tangga menuju rooftop. Isinya antara lain pakaian yang baru dibeli hingga laptop.

Terima Hasil Labfor

Pengungkapan kasus ini semakin menemui titik terang setelah penyelidik menerima hasil labfor. Hal itu dinilai penting untuk mengetahui penyebab tewasnya ADP.

"Untuk kasus diplomat untuk hasil labfor sudah, sekarang masih dalam sinkronisasi, kemudian mengumpulkan semua alat bukti untuk menemukan fakta sebenarnya bagaimana. Nanti akan disampaikan oleh Direktorat Kriminal Umum," kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak, Jumat (25/7).

Polisi Gelar Perkara

Pada 28 Juli, polisi melakukan gelar perkara terkait kematian ADP. Gelar perkara ini dilakukan dengan melibatkan ahli, Kompolnas, Komnas HAM hingga Kemlu.

"Untuk eksternalnya dari Kemenlu, tempat korban bekerja, dan termasuk juga ada TKP rooftop itu. Kemudian komponen sebagai pengawas eksternal kami, ya biar transparan, kemudian Komnas HAM," kata AKBP Reonald, Senin (28/7).

Kesimpulan Kasus Diungkap ke Publik

Setelah penyelidikan selama 3 pekan, polisi akhirnya mengungkap kesimpulan kasus ini ke publik. Berdasarkan rangkaian penyelidikan yang dilakukan, polisi menyimpulkan ADP meninggal tanpa ada keterlibatan orang lain.

"Indikator daripada kematian daripada ADP ini mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).

Polisi membuat kesimpulan setelah memeriksa sebanyak 24 orang saksi, mulai istri korban hingga penjaga kos yang menemukan korban. Polisi juga memeriksa CCTV hingga 103 barang bukti yang ditemukan.

Wira juga menepis informasi liar tangan dan kaki korban terikat saat ditemukan. Dia menegaskan tangan dan kaki ADP tidak terikat saat ditemukan.

Dia menyatakan tidak ada akses lain untuk masuk ke dalam kamar selain pintu dan jendela kamar ADP. Dia mengatakan penyelidik telah mengecek plafon dan kondisinya tidak ada yang rusak.

Wira menunjukkan rekaman CCTV di 20 titik yang menunjukkan sosok ADP. Antara lain di kantor ADP, mal, rooftop gedung Kemlu, serta kos ADP.

Dia menyebutkan tidak ada penyisipan dalam rekaman CCTV. Dia juga menjelaskan soal sudut pandang CCTV yang bergeser. Hal itu terjadi karena ada permintaan dari istri ADP agar penjaga kos mendobrak pintu kamar ADP.

Dia mengatakan penjaga kos saat itu meminta izin ke pemilik kos. Setelah itu, pemilik kos mengatur agar CCTV bisa melihat dengan jelas proses pembukaan kamar itu.

Polda Metro Jaya akan mengumumkan hasil penyelidikan terkait penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), Selasa (29/7/2025).Polda Metro Jaya mengumumkan hasil penyelidikan terkait penyebab kematian diplomat muda Kemlu, ADP, Selasa (29/7/2025). (Grandyos Zafna/detikcom)

Polisi juga menemukan HP ADP yang terdapat riwayat pencarian soal penyakit yang diidap ADP. Dia mengatakan tidak ada riwayat digital yang menunjukkan ancaman fisik dan psikis terhadap ADP.

"Tidak ditemukan DNA milik orang lain selain DNA milik korban termasuk pada lakban dan barang bukti di TKP saat itu mulai dari seprai, bantal dan sebagainya itu hanya DNA milik korban," tuturnya.

Polisi juga menemukan riwayat pengiriman email dari ADP ke salah satu badan amal yang isinya terkait keinginan bunuh diri. Email itu dikirim pada 2013 dan 2021.

Tim dokter forensik juga menyimpulkan kematian ADP disebabkan gangguan pertukaran oksigen pada saluran napas atas hingga menyebabkan mati lemas. Berdasarkan seluruh penyelidikan, polisi menyimpulkan tidak ditemukan dugaan tindak pidana dalam kasus tewasnya ADP.

"Belum menemukan adanya peristiwa pidana," ujar Wira.

Simak Video: Sederet Fakta Kasus Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru

Halaman 2 dari 10
(haf/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads