Ratusan Alat Tsunami Gauge di Indonesia Terus Pantau Dampak Gempa Rusia

Zunita Putri - detikNews
Rabu, 30 Jul 2025 14:56 WIB
Foto ilustrasi ruang pemantau gempa dan tsunami di BMKG: (Farih Maulana/detikcom)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan saat ini pihaknya terus memantau pergerakan gempa Rusia. BMKG memantau gempa itu menggunakan tsunami gauge.

"BMKG saat ini akan terus memantau perjalanan tsunami Trans-Pasifik ini menggunakan tsunami gauge yang dimiliki BMKG ada 106, dan lebih dari 200 tsunami gauge yang dioperasikan Badan Informasi Geospasial," ujar Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono saat jumpa pers BMKG, Rabu (30/7/2025).

Daryono mengatakan BMKG terus memantau segala pergerakan. Dia juga mengatakan akan memantau teluk-teluk yang sempit di Indonesia.

"Warning atau peringatan dini hari ini terkait dengan status ancamannya adalah waspada atau kurang dari 0,5 meter. Namun pada kasus-kasus khusus di kawasan yang sangat lokal pada pantai yang berbentuk teluk atau sorong yang sempit, maka akan memungkinkan terjadinya amplifikasi tsunami sehingga amplifikasinya bisa lebih dari 0,5 meter. Ini yang harus kita waspadai," katanya.

Untuk diketahui, tsunami gauge adalah perangkat sensor observasi muka laut yang dirancang khusus untuk pemantauan tsunami, baik jenis seismik maupun nonseismik. Fungsi tsunami gauge adalah mengamati tinggi muka air laut secara real time.

Diharapkan tsunami gauge akan membantu masyarakat agar lebih mawas diri terhadap bencana tsunami, sehingga dampak dan korban jiwa bisa diminimalkan.

Lebih lanjut, Daryono mengatakan gempa di Kamchatka, Rusia, ini pernah terjadi sekitar 75 tahun lalu. Saat itu gempa mencapai magnitudo 9,0 dan memicu tsunami setinggi 18 meter.

"Perlu diinformasikan, gempa Kamchatka adalah perulangan apa yang telah terjadi 75 tahun lalu, tepatnya 1952, Kamchatka diguncang gempa 9,0 dan memicu tsunami 18 meter. Tsunami menerjang Kota Savero hingga Kurilsk, dan 2.300 orang meninggal dunia. Ini adalah perulangan gempa besar pertama pascagempa megathrust 1952, 75 tahun yang lalu," katanya.




(zap/imk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork