Panitia Pusat Rekrutmen Akademi Kepolisian (Akpol) menelusuri mental dan kepribadian para calon taruna dan taruni. Penelusuran ini disebut bertujuan untuk mencegah penyimpangan perilaku serta mendeteksi calon taruna berpotensi radikal dan intoleran atau tidak.
"Penelusuran mental dan kepribadian ini untuk mengetahui terkait perilaku masing-masing calon taruna dalam kehidupan sehari-hari. Ini sangat mendasar. Kita butuh anggota Polri yang memang memiliki mental dan perilaku yang baik di masa depan," jelas Kepala Bagian Penyediaan Personel (Kabag Diapers) SSDM Polri, Kombes Sugiarto, kepada detikcom di kompleks Akpol, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (29/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menegaskan serangkaian ujian yang diberlakukan dalam kegiatan rekrutmen bertujuan melahirkan insan-insan Bhayangkara yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya di masa mendatang. Penelusuran mental dan kepribadian menjadi salah satu strategi untuk mencapai tujuan rekrutmen Akpol ini.
"Pemeriksaannya salah satunya juga apakah ada catar yang memiliki kecenderungan sifatnya intoleransi, kemudian radikal. Itu di-mapping sehingga nantinya tidak ada lagi anggota Polri yang memiliki perilaku bertentangan dengan apa yang seharusnya dia laksanakan sebagai pelindung, pengayom masyarakat," papar Sugiarto.
Diberitakan sebelumnya, Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri selaku Panitia Pusat Rekrutmen Taruna Akpol akan menggelar Sidang Akhir Rekrutmen Calon Taruna Akademik Kepolisian (Akpol) Tahun Anggaran 2025 pada siang ini, pukul 13.30 WIB. Sidang diikuti 530 calon taruna dan taruni dari seluruh Indonesia.
Siang digelar di Auditorium Cendikia, Kompleks Akpol, Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Irjen Anwar akan memimpin sidang ini.
Sidang diikuti 477 calon taruna dan 53 calon taruni. Proses seleksi tingkat Panitia Pusat ini dimulai sejak 7 Juli 2025.
Simak Video 'Calon Taruna Akpol 2025 Unjuk Gigi Berbahasa Asing':
(aud/zap)