Mensos Sebut DNIKS Tulang Punggung Ekosistem Kesejahteraan Sosial

Mensos Sebut DNIKS Tulang Punggung Ekosistem Kesejahteraan Sosial

Yohanis Paiman Londong - detikNews
Sabtu, 26 Jul 2025 14:18 WIB
Kemensos
Foto: dok. Kemensos
Jakarta -

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan posisi strategis Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) sebagai mitra pemerintah sekaligus tulang punggung ekosistem kesejahteraan sosial di Indonesia. Hal itu diungkapkan Gus Ipul dalam Peringatan Hari Ulang Tahun ke-58 DNIKS.

Perayaan HUT DNIKS berlangsung di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial RI, Jumat (25/7).

"DNIKS ini mengkoordinasikan 100 lebih ormas-ormas yang semuanya terlibat dalam peningkatan kesejahteraan sosial. Ada yang kelompok difabel, lansia, dan kelompok-kelompok lain yang semuanya itu memerlukan dukungan agar mereka bisa menjadi lembaga yang kredibel, lembaga yang terakreditasi. Nah itulah salah satu nanti yang akan dibantu oleh DNIKS," kata Gus Ipul dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (26/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Ipul secara khusus mengapresiasi kesediaan Hashim Djojohadikusumo sebagai Ketua Badan Penasehat DNIKS. Ia menyebut Hashim sebagai sosok yang telah lama aktif memperjuangkan kelompok rentan, khususnya penyandang disabilitas.

"Tadi beliau menyatakan bahwa tanpa terasa, beliau sudah membantu lebih dari 100 ribu penyandang disabilitas dan juga kelompok-kelompok rentan lain yang itu sungguh sangat berarti untuk kita semua," kata Gus Ipul.

ADVERTISEMENT

Ia juga menegaskan arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menjadi mandat bagi Kementerian Sosial yakni memuliakan wong cilik, menjangkau yang tidak terjangkau, dan memungkinkan yang sebelumnya tidak mungkin. DNIKS menjadi mitra penting dalam misi besar tersebut.

Gus Ipul menyebut UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial sebagai dasar kuat peran serta masyarakat. DNIKS, menurutnya, adalah bentuk nyata pelaksanaan pasal 42 UU tersebut.

"Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial oleh masyarakat diwujudkan dengan membentuk satu lembaga koordinasi kesejahteraan sosial Non-pemerintah, dan bersifat terbuka, independen, serta mandiri Ini sesuai apa yang tadi sudah disinggung oleh Pak Ketua Umum DNIKS," jelas Gus Ipul.

Dalam struktur nasional, DNIKS berperan sebagai Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) tingkat pusat. Adapun di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, peran ini dijalankan oleh LKKS daerah. Bersama-sama, mereka membina ribuan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) seperti LKS Anak, Disabilitas, Lansia, dan kelompok rentan lain.

"DNIKS adalah tulang punggung ekosistem kesejahteraan sosial Indonesia yang menghubungkan, menopang, dan memperkuat seluruh elemen masyarakat dari pusat hingga daerah serta menjadi katalisator perubahan, Mempercepat energi, menggerakkan potensi sosial, dan mempertemukan niat baik menjadi aksi nyata," jelas Gus Ipul.

Menurutnya DNIKS juga memiliki peran fasilitator yang menjembatani harapan rakyat dengan kekuatan gerakan sosial, menyatukan suara, masyarakat sipil, hingga kebijakan strategis negara.

Tantangan ke depan, menurutnya, adalah akreditasi lembaga sosial dan peningkatan kualitas SDM. "Saya ingin mengajak DNIKS mengkoordinasikan LKS, untuk bisa kita akreditasi. Panti-panti asuhan mari kita akreditasi, lembaga dan sumber dayanya. Supaya lebih profesional. Kemudian panti asuhan tidak menjadi kedok bagi orang yang hanya ingin dapat donasi. Atau bahkan bisa jadi hanya dibuat bungkus untuk melakukan kekerasan seksual," tegas Gus Ipul.

Ketua Badan Penasihat DNIKS, Hashim Djojohadikusumo menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan kelompok rentan. Ia mengenang keterlibatannya dalam penyusunan dan pengesahan UU Disabilitas pada 2016.

"Kenapa saya cerita ini? Karena ini adalah bagian dari kesejahteraan sosial untuk kaum yang paling lemah, paling miskin, dan paling terkabaikan. Maka, waktu diminta kesediaan menjadi Ketua Badan Penasihat DNIKS, saya bersedia. Semoga kita bisa bersama-sama bisa berjuang untuk rakyat kita yang terabaikan," kata Hashim.

Ia menyerukan agar DNIKS aktif mendorong lahirnya perda-perda disabilitas di seluruh kabupaten/kota. "Tidak cukup di pusat. Misalnya ada tarif khusus naik bus untuk disabilitas, gedung-gedung yang harus menyesuaikan dengan kaum disabilitas, punya misalnya (fasilitas) kursi roda," kata Hashim.

Sementara itu, Ketua Umum DNIKS A. Effendy Choirie mengisahkan lahirnya DNIKS pada 1967 sebagai respon terhadap ketimpangan sosial dan hasil pemikiran para delegasi undangan Conference of International Council on Social Welfare (ICSW) di Washington D.C. Adapun delegasi tersebut, Mr. Soemantri Praptokoesomo, Pasila, Djajat Dradjat, Alwi Sutan Osman, Dr. Salekan, Ijas Suahnada dan Narasaruddin Latif.

"Berbagai negara hadir. Semua berbicara tentang dunia sedang galau karena kemiskinan ada di setiap negara, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu mereka bersepakat mendirikan organisasi Bernama DNIKS, organisasi sosial pelopor yang fokus pada kesejahteraan sosial," kata Choirie.

DNIKS, lanjutnya, lahir bukan sebagai tandingan pemerintah, melainkan untuk membantu seluruh program kebijakan kesejahteraan sosial pada pemerintah. "Sejak awal organisasi ini didisain membantu pemerintah. Bukan untuk menjadi tandingan pemerintah," kata dia.

Ia menegaskan bahwa momentum 58 tahun ini harus menjadi refleksi dan konsolidasi. Selian itu harus bersatu dalam satu barisan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial di Indonesia.

Acara juga memberikan penghargaan pada para tokoh yang berkontribusi pada DNIKS antara lain: Prof. H. Sutan Marajo Nasaruddin Latif, Johana Sunarti Nasution, Raden Panji H. Mohammad Noer, Brigjen TNI (Purn) H. Gatot Soeherman, Prof. H. Haryono Suyono, Letjen TNI (Purn) H. Bustanil Arifin, Hendratmoko dan Tantyo A.P Sudharmono.

Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Perlindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding, Ketua Badan Amil Zakat Nasional Noor Achmad, Wamensos Agus Jabo Priyono, Direktur PT. Indofood Sukses Makmur Franciscus Welirang, Ketua PBNU KH. Masyhuri Malik, Sekjen DNIKS Sudarto, Anggota Badan Pakar DNIKS Effendy Simbolon, Lukman Edy, serta tokoh-tokoh nasional dari berbagai kalangan.

Lihat juga Video: Rencana Sinkronisasi Data Tunggal Kesejahteraan Sosial

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads