Pramono Cerita Dekat dengan Keluarga Gus Dur: Saya Selalu Cium Tangan Bu Sinta

Pramono Cerita Dekat dengan Keluarga Gus Dur: Saya Selalu Cium Tangan Bu Sinta

Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Sabtu, 26 Jul 2025 11:59 WIB
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menghadiri acara peringatan hari lahir ke-79 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Dalam kesempatannya itu, ia menyinggung hubungan dekatnya dengan keluarga besar Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Ia mengungkapkan hanya ada tiga perempuan di dunia ini yang pernah ia cium tangannya sebagai bentuk penghormatan yang mendalam. Salah satunya istri mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid.

"Yang saya cium tangan pertama kali adalah Ibu Sinta Nuriyah Wahid. Yang kedua adalah Ibu Megawati. Yang ketiga adalah ibu saya sendiri," kata Pramono di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (26/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pramono mengatakan, setiap kali bertemu Sinta, ia selalu mencium tangan beliau dengan sepenuh hati. "Tangan depan, tangan belakang saya ciumin bolak-balik, karena saya tahu di situ letak doa-doa beliau, letak hal-hal yang di NU dipercayai bisa memberi barokah dan manfaat bagi kita," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pramono juga mengaku punya hubungan emosional dengan keluarga Gus Dur. Ia mengungkit, saat memutuskan maju pada Pilgub DKI, ia berziarah ke makam Gus Dur di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dan merasa mendapatkan berkat spiritual.

"Dulu saya surveinya nol persen. Mbak Yenny bilang, 'Mas harus ke Tebuireng'. Saya ke sana, ziarah ke makam Gus Dur. Begitu keluar, saya langsung yakin, saya pasti menang," tuturnya.

Bukan hanya itu, Pramono juga menyebut Ibu Sinta berkunjung ke Balai Kota dua pekan lalu untuk menyampaikan rencana pembangunan perpustakaan Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan.

"Saya nggak mikir panjang, langsung saya perintahkan untuk didukung penuh pembangunan perpustakaan oleh jajaran Pemprov," katanya.

Dalam kesempatan itu, Pramono juga menegaskan pentingnya menjaga hubungan antara umara dan ulama, serta peran besar Muslimat NU dalam menjaga kerukunan, nasionalisme, dan nilai-nilai kebangsaan.

"Kalau Muslimat NU terjaga, NU juga terjaga. Kalau NU terjaga, republik ini aman," pungkasnya.

(bel/fca)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads