Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho memberikan arahan tegas kepada jajaran polisi lalu lintas (polantas). Dia meminta para polantas tidak melakukan pungutan liar (pungli) kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan Irjen Agus dalam Simposium Nasional bertajuk 'Polantas Menyapa' yang diselenggarakan Ditlantas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Hotel Wyndham Garden Yogyakarta, Kamis (24/7/2025). Simposium ini mengangkat tema 'Terwujudnya Tata Kelola Angkutan Logistik yang Berkeselamatan Guna Mendukung Peningkatan Kualitas Keselamatan di Jalan Raya'.
Dalam sambutannya, Irjen Agus menekankan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mewujudkan keselamatan jalan, khususnya dalam sektor angkutan logistik. Dia menargetkan penurunan angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) hingga 50 persen secara nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita konsisten, kompak, dan tegas dalam kebijakan, laka lantas bisa turun secara signifikan. Keberhasilan Operasi Ketupat 2025 menjadi bukti, karena kita terapkan langkah-langkah yang tegas dan terukur," kata Agus dalam keterangannya.
Kakorlantas juga menyampaikan sikap tegas terhadap praktik pungli di lapangan. Dia mewanti-wanti jika ada anggotanya terbukti melakukan pungli kepada masyarakat, maka akan ditindak tegas.
"Kalau ada anggota saya yang main-main, apalagi sampai melakukan pungli, saya tidak segan copot hari itu juga. Silakan laporkan, bila terbukti saya tindak," tegasnya.
Irjen Agus juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan transaksi ilegal di jalan dan tetap patuh terhadap aturan.
"Selama kendaraan lengkap dan tertib aturan, masyarakat tidak perlu takut terhadap petugas di lapangan," ucapnya.
Terkait kondisi lalu lintas saat ini, Kakorlantas menilai sudah mengalami perbaikan tapi belum merata. Dia menilai perlu percepatan dan pemerataan dalam penerapan budaya keselamatan.
"Apakah lalu lintas sudah tertib? Sudah, tapi belum semua. Sudah aman? Ya, tapi belum semua. Sudah selamat? Sudah, tapi belum semuanya," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakapolda DIY Brigjen Eddy Djunaedi menyebutkan tata kelola keselamatan harus dirancang secara bijak dan tidak memicu reaksi emosional di masyarakat.
"Kita ingin sistem yang humanis, tapi tetap berwibawa. Jangan sampai efek kejut dari kebijakan justru merugikan semua pihak," kata Eddy.
Sementara itu, Stafsus Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Irjen Arif Rachman menyoroti pentingnya pendekatan sosial dalam penyelesaian masalah kendaraan overdimension dan overload.
"Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas mengedepankan modal sosial seperti rasa memiliki, kepercayaan, komunikasi efektif, dan kebersamaan dalam mengatasi kendaraan overdimensi dan overload. Ini harus menjadi basis dalam membangun koordinasi dan kolaborasi lintas sektor," ucap Arif.
Untuk diketahui, acara simposium ini dihadiri Dirut Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono dan berbagai pihak dari instansi pemerintah, akademisi, praktisi transportasi, serta komunitas pengguna jalan. Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah strategis dalam merumuskan kebijakan holistik dan berkelanjutan dalam upaya menekan angka kecelakaan dan menciptakan ekosistem transportasi yang aman dan tertib di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Kakorlantas mengucapkan terima kasih kepada Dirlantas Polda DIY Kombes Yuswanto Ardi dan jajaran atas terselenggaranya acara ini. Irjen Agus berharap dirlantas jajaran lainnya punya inisiatif menyelenggarakan acara yang sama mengingat perlunya penjabaran 'Polantas Menyapa' di setiap wilayah.
Tonton juga Video: Momen Aiptu Rudi Dihukum Berguling di Aspal Usai Viral Palak Pemotor