Menbud Bicara Refleksi Sejarah Perang Jawa Pertahankan Jati Diri Bangsa

Menbud Bicara Refleksi Sejarah Perang Jawa Pertahankan Jati Diri Bangsa

Hana Nushratu Uzma - detikNews
Senin, 21 Jul 2025 09:38 WIB
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mewakili Presiden RI Prabowo Subianto, secara resmi membuka Pameran 200 Tahun Perang Jawa di Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Foto: Dok. Kemenbud
Jakarta -

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mewakili Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi membuka Pameran '200 Tahun Perang Jawa' di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Fadli Zon menyampaikan Pidato Kebudayaan berjudul 'Menemukan Jati Diri Bangsa Melalui Refleksi Kejuangan Pangeran Diponegoro'.

Pameran yang digelar hingga 20 Agustus 2025 mendatang ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) sebagai wujud nyata dalam membangun ingatan kolektif bangsa mengenai perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro pada tahun 1825-1830.

"Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak dibangun dalam sebuah kenyamanan, tetapi dalam perlawanan menentang penjajahan dan kolonialisme. Ia tumbuh dari sebuah semangat rela berkorban, cinta Tanah Air, keberanian, dan prinsip yang tak bisa dibeli atau ditundukkan, sebagaimana jati diri Pangeran Diponegoro," ujar Fadli, dalam keterangan tertulis, Senin (21/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan ini mengajak publik untuk mengenal dan mengapresiasi pemikiran, sikap, serta nilai-nilai suri teladan dari perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajahan kolonial Belanda yang relevan dengan identitas Keindonesiaan. Dalam pidatonya, Fadli menekankan pentingnya peringatan ini sebagai momentum refleksi terhadap peristiwa Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro mengenai perjuangan mempertahankan jati diri bangsa.

Fadli menambahkan semangat perjuangan Pangeran Diponegoro menembus zaman dan menginspirasi lintas generasi hingga kini.

ADVERTISEMENT

"Keberanian dan keteguhannya dalam melawan penindasan kolonial menjadi inspirasi abadi bagi generasi-generasi berikutnya. Dalam pengorbanannya, kita menemukan makna tentang harga diri, prinsip, dan tekad yang tak tergoyahkan," ucap Fadli.

Fadli mengajak generasi muda Indonesia untuk terus memperdalam literasi sejarah. Sejarah bukan sebatas catatan peristiwa namun sebuah cermin jati diri, penunjuk arah, dan fondasi moral dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya di tengah arus globalisasi yang semakin pesat.

"Mari kita jadikan warisan sejarah ini sebagai sumber kekuatan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih adil, beradab, dan berkarakter dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan merawat kebudayaan sebagai ruh kebangsaan," kata Fadli.

Pada kesempatan ini, sebagai salah satu momentum peringatan 200 Tahun Perang Jawa, Fadli juga menyampaikan rencana Kemenbud yang akan menyelenggarakan sebuah pameran lukisan bertajuk 'NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro' yang akan diselenggarakan pada Senin (21/7) di Galeri Nasional Indonesia.

Rangkaian peringatan '200 Tahun Perang Jawa' akan dilaksanakan mulai 20 Juli-20 Agustus 2025 dengan berbagai macam kegiatan, antara lain Pertunjukan Teater Diponegoro; Pemutaran dan Diskusi Film serta Lokakarya Kaligrafi Aksara Pegon; Bedah Buku 'Babad Diponegoro' yang telah diakui UNESCO sebagai Memory of the World; 'Sketsa Perang Jawa' Karya Raden Ario Joyodiningrat; Lokakarya 'Jamu Diponegoro: Tradisi, Ketahanan, dan Perlawanan'; Gelar Wicara 'Demi Martabat Bangsa: Refleksi Perang Jawa Bagi Indonesia Maju'; dan Bedah Buku 'Babad Kedhung Kebo'.

Kepala Perpusnas Aminudin Azis menuturkan kegiatan ini diharapkan bukan hanya menjadi ajang peringatan sejarah semata, namun menjadi ruang dialog, menyatukan pikiran ekspresi budaya dan semangat kebangsaan lintas generasi.

"Kegiatan ini menjadi salah satu program prioritas Perpusnas dalam kerangka pemajuan naskah Nusantara sebagai ingatan kolektif bangsa, "ujar Aminudin.

Peringatan '200 Tahun Perang Jawa' diharapkan tidak hanya menjadi momen refleksi atas perjuangan Pangeran Diponegoro, tetapi juga menjadi medium untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan, keberanian, dan keteladanan kepada generasi masa kini. Melalui literasi sejarah dan pemanfaatan koleksi budaya, upaya ini juga menjadi komitmen bersama dalam menjadikannya sebagai pijakan penting guna memperkuat identitas nasional sekaligus memperluas diplomasi budaya Indonesia di tingkat global.

Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri oleh Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana; Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Indra Gunawan; Sekretaris Utama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI Ernadhi; Kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen RI Hafidz Muksin; Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK RI Warsito; Direktur Jenderal Pemeriksaan Keuangan Negara III BPK RI Dede Soekarjo; Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI I Nengah Duija; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Periode 1993-1998 RI Wardiman Djojonegoro; serta para Duta Besar negara sahabat, para tokoh literasi, peneliti manuskrip, dan pustakawan.

Simak juga video: Tiga Ciri Jati Diri Muslim

(akd/akd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads