Ke Praja IPDN, Menaker Bicara Mindset untuk Jadi Pemimpin

Kathleen Bong - detikNews
Kamis, 17 Jul 2025 10:04 WIB
Foto: dok. Kemnaker
Jakarta -

Menteri Ketenagakerjaan, (Menaker) Yassierli mengajak praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk membekali diri dengan tiga pola pikir utama, yakni growth mindset, future mindset, dan innovation mindset, sebagai bekal menjadi pemimpin visioner.

"Orang-orang sukses pasti memiliki mindset untuk berkembang, mindset melihat (peluang) ke depan, dan mindset untuk melakukan perubahan," kata Yassierli dalam keterangannya, Kamis (17/7/2025).

Dalam kuliah umum yang ia sampaikan di hadapan 3.509 praja, Rektor IPDN Dr. H. Halilul Khairi, M.Si, dan jajaran civitas akademika IPDN di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Yassierli menjelaskan bahwa growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dapat terus dikembangkan melalui usaha dan pembelajaran yang berkelanjutan. Sementara itu, future mindset mengacu pada kemampuan mengantisipasi perubahan dan membuat keputusan berdasarkan proyeksi masa depan. Adapun innovation mindset adalah keberanian untuk mencoba hal-hal baru, merancang solusi atas tantangan, dan tidak takut gagal.

Yassierli memberikan contoh alumni STPDN angkatan 2007, seperti Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Sinaga yang mampu menguasai bidang kehumasan meskipun sebelumnya tidak memiliki latar belakang di bidang tersebut. Ia juga menyoroti Faried, Kepala Balai Besar Pelatihan Vokasi Medan, yang menunjukkan kemampuan serupa di bidang pelatihan vokasi. Menurutnya, semua berangkat dari kemauan mereka untuk terus belajar dan terbuka pada hal-hal baru.

"Inilah bekal untuk adik-adik Praja semua sebagai kader pemimpin masa depan," ujarnya.

Yassierli juga menekankan bahwa sebagai generasi yang melek teknologi, kreatif, dan inovatif, para praja harus aktif dalam kegiatan yang mengasah kemampuan, memperluas wawasan, serta siap bersaing di pasar kerja global dan berkontribusi terhadap pembangunan nasional.

Ia menambahkan pentingnya penguasaan kompetensi lintas bidang, termasuk technical skill, cognitive skill, dan soft skill seperti kepemimpinan, komunikasi interpersonal, dan kerja sama tim. Hal ini menurutnya akan sangat relevan saat para praja lulus dan bertugas sebagai pamong praja yang dekat dengan masyarakat, melihat dan mendengar aspirasi mereka, serta merumuskannya dalam suatu perencanaan sebagai dasar program kerja.

"Saya berharap praja IPDN mempersiapkan diri menghadapi era digital dan menjadi agen perubahan, penguatan soft skills, hard skills sebagai investasi untuk masa depan individu dan bangsa di tengah dinamika dunia kerja yang terus berubah," ujarnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya memahami sektor ketenagakerjaan. Dalam menjalankan tugas di lapangan, para pamong praja akan bersentuhan langsung dengan permasalahan sosial, seperti pengangguran. Oleh karena itu, perlu solusi seperti pelatihan keterampilan dan akses ke pasar kerja, termasuk program reskilling dan upskilling melalui Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah atau lembaga swasta.

"Jika masyarakat bekerja dan memiliki penghasilan, maka ekonomi kita akan bertumbuh dan sudah pasti bangsa kita akan sejahtera," lanjutnya.

Yassierli menekankan, generasi muda, termasuk praja IPDN, memiliki peran strategis dalam menghadapi era digital dan membangun masa depan ketenagakerjaan Indonesia yang lebih baik.

Ia juga meningkatkan dalam menghadapi kompleksitas tantangan ketenagakerjaan ke depan, diperlukan kolaborasi antara dunia akademis, industri, dan pemerintah untuk membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

"Kita harus terus memadukan teknologi dengan kearifan lokal, berinovasi, agar mampu menciptakan tenaga kerja yang kompeten, berdaya saing, dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa," pungkasnya.

Lihat juga Video: Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua Digelar Juni di IPDN




(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork