Menteri Sosial, Saifullah Yusuf meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul di Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Sonosewu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Di hadapan para siswa, ia menyampaikan bahwa sekolah gratis berasrama ini dibentuk atas gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk menjangkau anak-anak dari keluarga kurang mampu yang belum terjangkau pendidikan karena keterbatasan biaya.
"Jadi yang belum terjangkau bisa dijangkau dengan Sekolah Rakyat. Adik-adik yang mungkin tidak bisa sekolah di sekolah-sekolah umum karena biaya, karena faktor orang tua yang kurang mampu, maka oleh presiden diberi kesempatan untuk sekolah di Sekolah Rakyat," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya dikutip dari keterangan tertulis Kemensos, Kamis (17/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kunjungan yang berlangsung Rabu (16/7) malam tersebut, Gus Ipul menyebut sekolah berasrama ini juga hadir untuk membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Contohnya, yakni mengenyam pendidikan gratis hingga lulus.
"Jadi mungkin dari yang tidak mungkin, membuat kemungkinan-kemungkinan baru. Yang mungkin dulu kok susah rasanya sekolah, apa bisa sampai lulus, nanti dengan adanya Sekolah Rakyat ini mudah-mudahan kemungkinan terbuka lebih lebar untuk anak-anakku ini. Dan ini dipersembahkan oleh Presiden Prabowo," jelas Gus Ipul.
"Siap belajar?" tanya Gus Ipul kepada para murid yang hadir di aula sekolah.
"Siap!" jawab siswa-siswi serentak penuh semangat.
Gus Ipul juga berpesan kepada para siswa untuk saling menghormati satu dengan yang lain. Sebab, murid-murid yang menimba ilmu di Sekolah Rakyat ini berasal dari latarbelakang beragam.
"Di sini kita harus sama-sama membangun sebagai saudara yang saling menghormati antar keyakinan satu dengan keyakinan yang lain, antar suku satu dengan suku yang lain, antar ras satu dengan ras lain. Semua harus hidup rukun, guyub sebagai sesama saudara, seperti di sini ada saudaramu yang tidak beragama islam," tegas Gus Ipul.
Sebagai informasi, di Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul terdapat 200 siswa dari 10 rombongan belajar. Dua di antaranya nonmuslim.
Salah satu siswi bernama Jessie mengaku senang bisa bersekolah di Sekolah Rakyat, meskipun ia beragama Hindu di antara mayoritas murid-murid beragama Islam. Menurut dia, para siswa tetap saling menghormati di tengah perbedaan.
"Senang, Pak. Soalnya di sini banyak teman, teman-temannya juga tidak nakal. Saya tuh rasanya di sini sudah kayak di rumah. Fasilitasnya juga bagus," kata Jessie saat berdialog dengan Gus Ipul.
Hal senada juga disampaikan siswa lainnya, Fransiskus. Ia mengaku nyaman menimba ilmu di Sekolah Rakyat.
"Apa yang ingin kamu pesankan kepada anak-anak yang muslim ini? Mungkin ada pesan yang ingin kamu sampaikan?" tanya Gus Ipul kepada Fransiskus.
"Saling menghormati aja sih, Pak," jawab Fransiskus.
Mendengar hal itu, Gus Ipul tampak lega dan bahagia karena toleransi beragama terwujud di lingkungan Sekolah Rakyat.
Usai berdialog dengan para siswa, Gus Ipul meninjau beberapa fasilitas yang ada di Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul. Lokasi pertama yang dikunjungi, yakni asrama putri.
Asrama di sekolah ini memanfaatkan bangunan yang dulunya merupakan rumah dinas pegawai Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso Sonosewu. Karena ukurannya yang cukup luas, satu unit diisi hingga 16 murid dengan dilengkapi tiga unit kipas angin, meja dan kursi belajar, lemari, serta kamar mandi. Kemudian, Gus Ipul juga melakukan peninjauan ke laboratorium kimia dan biologi.
Simak juga Video: Mensos Tegaskan Ijazah Sekolah Rakyat Setara dengan Sekolah Formal