Megawati Usul Piagam Masa Depan Bersama Saat Dialog Peradaban Dunia

Megawati Usul Piagam Masa Depan Bersama Saat Dialog Peradaban Dunia

Gibran Maulana - detikNews
Kamis, 10 Jul 2025 18:33 WIB
Megawati menjadi pembicara pertama pada Dialog Peradaban Global yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis (10/7/2025).
Megawati Soekarnoputri (Dok. Monang Sinaga/PDIP)
Jakarta -

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengusulkan deklarasi global 'Piagam Masa Depan Bersama' dalam forum Dialog Peradaban Global yang digelar di Beijing. Megawati menyebut piagam ini dapat meredakan ketegangan global.

"Namun, untuk memperkuat fondasi moral dan operasional bagi masa depan dunia, saya sangat berharap agar forum dialog kali ini juga dapat mendorong lahirnya sebuah deklarasi 'Piagam Masa Depan Bersama' yang akan melengkapi gagasan Yang Mulia Presiden Xi Jinping secara lebih konkret," ujar Megawati dalam acara yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, Kamis (10/7/2025) seperti dalam keterangan PDIP.

Megawati menyebut usulan ini sebagai payung Etika Universal yang dapat menjadi pegangan moral bagi seluruh bangsa "Piagam tersebut adalah seruan untuk membangun dunia yang berpijak pada penghormatan antarbangsa, bukan oleh sebuah dominasi serta menolak segala bentuk hegemoni, eksploitasi dan mengedepankan tanggung jawab kolektif," kata dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum PDIP itu menyampaikan lima prinsip utama yang bisa menjadi inti dari Piagam Masa Depan Bersama. Kelima prinsip itu adalah penghormatan terhadap keberagaman budaya, namun tidak tertutup dialog lintas budaya antarbangsa; Penegakan martabat dan kebebasan manusia, termasuk kebebasan beragama, kebebasan ilmiah yang terukur, dan kebebasan berekspresi; Pembangunan peradaban yang menyeimbangkan aspek material dan spiritual dengan kedalaman nilai-nilai kemanusiaan universal; Tanggung jawab kolektif dalam menjaga bumi dan membangun perdamaian dunia melalui penyelesaian konflik secara damai; dan Penolakan terhadap eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan serta semua bentuk kekerasan dan ketidakadilan.

Megawati menegaskan deklarasi ini bukan semata seruan moral melainkan peta jalan menuju budaya perdamaian yang berakar pada nilai-nilai luhur peradaban.

ADVERTISEMENT

"Nilai-nilai dalam Etika Universal tersebut saya yakini dapat meredakan ketegangan global yang ditimbulkan oleh konflik bersenjata, rivalitas kekuatan besar, dan pertarungan kepentingan ekonomi yang tidak sehat yang telah membawa umat manusia mendekati titik balik peradabannya," kata Megawati.

Megawati menyebut jalan menuju dunia yang lebih damai tidak bisa lagi dibangun hanya lewat kekuatan politik atau dominasi ekonomi melainkan perlunya membangun budaya perdamaian.

Dua menilai saat ini dunia sedang berada dalam musim pancaroba global dan karenanya para pemimpin dunia harus tetap sejarah masih bisa diubah.

"Gagasan sederhana ini adalah langkah kecil menuju dunia besar yang damai. Kita bisa memulai budaya baru, budaya perdamaian yang berakar pada keadaban, bukan kekuatan politik dan senjata. Yang paling utama dan selalu diingat, kita harus membangun jalan peradaban yang adil dan damai bagi generasi baru manusia di dunia," kata Megawati.

"Dunia sedang berada di ambang perpecahan dalam musim pancaroba saat ini. Tapi kita harus tetap optimis masih ada harapan bahwa sejarah bisa kita ubah, asal kita mau berdiri di atas kebenaran dan keadilan," ujarnya.

Kutip Bung Karno

Megawati juga mengutip pidato Presiden pertama RI Sukarno. Megawati menyebut pidato Sukarno 'To Build the World A New' di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1960 telah menjadi mercusuar bagi generasi bangsa Indonesia. Dalam pidato tersebut, Megawati menjelaskan Sukarno menyampaikan seruan mendesak mengakhiri dunia lama yang dibangun di atas fondasi kapitalisme eksploitatif, kolonialisme, dan imperialisme. Sebagai gantinya, Bung Karno menawarkan gagasan mengenai tata dunia baru.

"Dalam pidato tersebut, Presiden Soekarno menyampaikan dengan lantang bahwa dunia lama yang dibangun di atas kapitalisme yang eksploitatif, kolonialisme dan imperialisme harus digantikan dengan tata dunia baru," tegas Megawati.

Menurut Megawati, dunia baru yang dimaksud Bung Karno bukanlah yang ditentukan lewat senjata atau pemenang perang, melainkan yang berdiri di atas nilai-nilai luhur kemanusiaan dan keadaban. Ia juga menekankan, falsafah Pancasila yang ditawarkan Bung Karno dalam pidato tersebut bukan sekadar doktrin nasional, tetapi dapat dijadikan sebagai kerangka etik global.

"Untuk membangun dunia baru itu, Presiden Soekarno menawarkan falsafah Pancasila pada forum dunia bersejarah tersebut. Pancasila bukan hanya doktrin nasional untuk bangsa Indonesia, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat digunakan sebagai kerangka etik global," ujar Megawati.

Simak juga Video: Bertemu Menteri Liu Jianchao, Mega Dapat Buku-Pesan dari Xi Jinping

(gbr/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads