BPJS Kesehatan hadir ditugaskan pemerintah untuk menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Di samping itu, BPJS Kesehatan juga memastikan masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah dan nyaman.
Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat menjaga kesehatannya dengan tenang, serta dapat meningkatkan produktivitas dalam kegiatan sehari-hari.
Hal ini dirasakan betul oleh warga Padukuhan Klajuran, Kelurahan Sidokarto, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman Hendrix Suseno (42). Hendrix merupakan seorang pekerja alih daya atau outsourcing sopir di PT Pegadaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu, saya sedang menerima tamu. Kawan datang untuk melihat peternakan burung kenari milik saya," ujar Hendrix, dalam keterangan tertulis, Kamis (10/7/2025).
"Di waktu yang sama, dada kiri saya terasa nyeri. Tarikan napas saya juga jadi pendek-pendek dan sakit," sambungnya.
Kantor induknya ada di Kota Semarang. Dia kerap berkeliling ke berbagai daerah, utamanya Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Sebaik-baiknya dia menjaga kesehatan, Hendrix tetap bisa sakit juga. Pada Sabtu (14/6) malam, dia terpaksa menjalani rawat inap di Charitas Hospital Klepu, Kalurahan Sendangmulyo, Kapanewon Minggir, Kabupaten Sleman.
"Lalu saya langsung memeriksakan diri di klinik depan rumah. Klinik merujuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Charitas Hospital Klepu," ungkap Hendrix.
Di IGD, Hendrix menjalani pengecekan darah dan elektrokardiogram (EKG). EKG merupakan tes untuk memeriksa aktivitas listrik jantung dengan merekamnya melalui elektroda yang ditempelkan pada tubuh.
Hendrix mengaku langsung mendapat penanganan ketika tiba di Charitas Hospital Klepu. Pengurusan administrasi menggunakan JKN juga tidak ada kendala. Pemeriksaan di rumah sakit ini merupakan kali keduanya.
"Hasil pemeriksaan sudah kemarin Senin (16/6). Persisnya saya lupa," kata Hendrix.
"Hasilnya sudah bagus, begitu saja yang saya tahu. Tapi memang saya punya riwayat asam lambung juga," sambungnya.
Hendrix mengatakan pengalaman pertama kalinya menggunakan JKN ketika mengalami gejala demam berdarah (DBD) pada Januari 2025. Saat itu, Hendrix masuk IGD dan mendapatkan cairan infus.
"Di hari yang sama, dokter memperbolehkan pulang," kata Hendrix.
Lebih jauh, dia mengaku pelayanan Charitas Hospital Klepu sangat baik. Mulai dari pengurusan dokumen administrasi hingga fasilitas terasa premium. Pelayanannya juga prima. Ia bersyukur karena hanya perlu menjalani rawat jalan.
Tidak perlu kontrol, hanya minum obat, kondisi Hendrix kemudian berangsur membaik kala itu. Saat itu, dirinya terkena DBD setelah bekerja di Kapanewon Semanu, Gunungkidul.
"Di sana seminggu. Saya dengar memang Semanu endemik DB dan chikungunya," kata Hendrix.
"Setelah pulang, saya merasa nggregesi (meriang dan menggigil) dan pusing. Waktu dicek di Charitas Hospital Klepu kata dokter saya kena DB," sambungnya.
Hendrix terdaftar menjadi peserta JKN sejak 2015, dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Pihak kantor tempat bekerjanya yang mendaftarkan dan membayar iuran bulanan.
Saat ini, Hendrix menempati ruang kelas 1. Dia sempat kaget karena fasilitas yang ditemui sangat nyaman dan memadai.
Ruang tersebut memiliki air conditioner (AC) dan tambahan sofa bed. Hendrix menambahkan tadinya ia ingin pindah jika satu ruangan ada lebih dari satu pasien.
"Tapi ternyata ruangan dan fasilitasnya bagus seperti ini. Akhirnya tidak jadi pindah," kata Hendrix.
"Selain itu, sekarang untuk pemindahan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) cukup menggunakan Aplikasi Mobile JKN. Kemarin saya dibantu petugas BPJS Kesehatan untuk mengurus pemindahan faskes itu. Mudah dan cepat," pungkasnya.
Simak juga Video: BPJS Kesehatan Ciptakan JKN Bebas Kecurangan