Mentrans Tetapkan Standar Baru Transmigrasi 'Rasakan Dulu, Baru Tempatkan'

Mentrans Tetapkan Standar Baru Transmigrasi 'Rasakan Dulu, Baru Tempatkan'

Alfi Kholisdinuka - detikNews
Kamis, 03 Jul 2025 18:30 WIB
Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara,
Foto: Kementrans
Jakarta -

Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menetapkan kebijakan fundamental yang mengubah paradigma penyelenggaraan program transmigrasi nasional melalui penerapan standar baru 'Rasakan Dulu, Baru Tempatkan'.

Kebijakan ini menegaskan bahwa penempatan warga transmigran tidak akan dilakukan sebelum lokasi tersebut dinyatakan layak secara langsung oleh para pengambil keputusan, termasuk oleh Menteri sendiri.

Kebijakan ini merupakan respons terhadap berbagai permasalahan di masa lalu, di mana penempatan transmigran kerap mengabaikan kondisi faktual di lapangan. Hal tersebut seringkali berujung pada tidak optimalnya pelaksanaan program, pemborosan anggaran negara, serta menurunnya kualitas hidup warga yang ditempatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak bisa lagi hanya fokus pada angka. Kita harus memindahkan kehidupan, bukan sekadar memindahkan orang. Itu artinya, rasa aman, rasa tentram, dan rasa bahagianya pun harus ikut kita pindahkan," ujar Iftitah dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).

Hal ini dia ungkapkan dalam dialog terbuka yang digelar di kawasan Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

Sebagai bentuk nyata dari kebijakan tersebut, Iftitah secara pribadi telah menguji standar ini dengan menginap di calon lokasi transmigrasi di Rempang sebelum memberikan persetujuan penempatan.

"Itulah kenapa kemarin saya tidur di Rempang. Saya ingin tahu, kalau saya di situ nyaman, Insya Allah para transmigran nyaman. Kalau saya tidak nyaman, jangan harap transmigran akan nyaman," ungkapnya.

Dalam kunjungannya, Iftitah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap ketersediaan fasilitas dasar dan penunjang kehidupan. Ia menemukan bahwa sejumlah fasilitas vital seperti sekolah, puskesmas, pasar, dan tempat ibadah belum tersedia.

"Bahkan hal-hal seperti tempat nongkrong dan olahraga juga harus kita pikirkan. Kita harus membangun ekosistem kehidupan yang utuh," tambahnya.

Kementerian Transmigrasi akan menginstitusionalisasikan kebijakan 'rasakan dulu, baru tempatkan' ke seluruh lini pelaksana program, khususnya para instruktur transmigrasi. Mereka diwajibkan mengalami langsung kehidupan di lokasi penempatan, minimal selama satu minggu,sebelum melaksanakan tugas pelatihan.

"Para instruktur harus mengalami sendiri bagaimana menjadi transmigran di garis depan. Saya minta, sebelum melatih, mereka harus tahu dulu tempat yang akan dituju. Bagaimana mereka bisa punya kepercayaan diri dan dipercaya jika hanya mengandalkan teori?," jelasnya.

Pendekatan humanis ini diyakini akan menjadi landasan keberhasilan program transmigrasi ke depan. Kementerian menargetkan terciptanya kawasan-kawasan baru yang layak huni, prospektif, dan membangkitkan kehendak kuat dari dalam diri transmigran untuk bertahan dan berkembang.

Dengan pendekatan ini, Kementerian Transmigrasi menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa setiap rupiah anggaran negara digunakan secara efektif guna membangun kawasan ekonomi baru yang sejahtera, mandiri, dan menjadi tempat tinggal yang membahagiakan bagi para transmigran-pahlawan pembangunan bangsa.

Lihat juga Video: Festival Bangun Desa Bangun Indonesia Dimulai dengan Senam Bareng Warga

(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads