TNI: Sulit Deteksi Bendera RMS di Alat Tari Cakalele

TNI: Sulit Deteksi Bendera RMS di Alat Tari Cakalele

- detikNews
Jumat, 29 Jun 2007 11:33 WIB
Jakarta - TNI mengaku telah berkoordinasi dengan satuan lain dalam pengamanan Presiden SBY di Ambon. Namun kejadian demo RMS memang di luar perkiraan. Karena mereka memanfaatkan alat tari untuk menyimpan bendera RMS.Sementara untuk pengamanan pribadi Presiden yang paling diantisipasi pihak keamanan adalah senjata tajam dan bahan peledak."TNI kan memiliki pasukan pengaman presiden (Paspampres). Tugasnya mengamankan presiden. dalam pengamanan ini tentu harus berkoordinasi dengan satuan-satuan lain," ungkap Kapuspen TNI Marsekal Muda Sagom Tamboen kepada detikcom, Jumat (29/6/2007).Aksi pendukung RMS saat membawa tarian Cakalele di hadapan SBY dengan membentangkan bendera RMS, imbuh dia, lebih pada tanggung jawab pengamanan terhadap masyarakat."Karena kalau tidak salah masuknya bendera diselipkan di peralatan tari-tarian. Tentu ini terkait dengan pengamanan rakyat yang masuk ke lokasi, ini tidak terlepas dari Polri. Kita bukan lempar tanggung jawab, tapi sudah ada pembagian tugas jelas dalam hal ini," kata Sagom.Paspampres sendiri, kata dia, bertugas mengamankan Presiden sebagai pribadi serta mengamankan wilayah di mana Presiden ada. "Untuk kejadian seperti tadi biasanya yang diawasi kesatuan pengamanan terkait senjata tajam dan alat-alat peledak. Bendera kan dari kain, sangat sulit dideteksi. Kita harus pahami bisa saja ini terjadi," ujar dia. Kejadian di luar dugaan ini, kata Sagom, ada hikmahnya juga. Karena aparat akan lebih memahami situasi lingkungan, terutama jika Presiden akan datang ke suatu tempat.Sepertinya aparat kecolongan? "Begini, pihak keamanan tentu tidak menaruh curiga kepada masyarakat yang ikut meramaikan kehadiran bapaknya, Presiden kan dianggap bapaknya. Tentunya masyarakat akan bangga, itu ditunjukkan dengan pentas kesenian," kata Sagom."Toh alat kesenian itu bukan senjata tajam, bukan bahan peledak, tapi disalahgunakan untuk hal itu. Disebut kecolongan mungkin iya," katanya.Namun, imbuh Sagom, semua pihak harus melihat terlebih dahulu kasus yang terjadi di Ambon. "Ini selembar kain, seperti kita bawa sapu tangan dan dimasukkan ke kantong. Tentu petugas berprasangka baik," katanya.Terkait perkiraan keadaan (PK) intelijen yang diterima aparat sebelum kunjungan SBY, Sagom mengaku tidak bisa mengungkapkan."Tapi secara teknis tentu semua pihak yang punya tanggung jawab sudah memperhitungkan sesuatu demi kelancaran dan keamanan. Saya pikir sudah diperhitungkan," katanya. (umi/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads