Pasien Kanker Paru Tak Mau Kemo, Kini Ada Kemo Oral

Pasien Kanker Paru Tak Mau Kemo, Kini Ada Kemo Oral

- detikNews
Jumat, 29 Jun 2007 05:25 WIB
Jakarta - Penderita kanker paru-paru kini bisa memilih terapi sesuai dengan kondisinya. Takut rambut rontok karena kemoterapi atau ngeri dioperasi, kini ada ganti oralnya."Namanya erlotinib. Ini merupakan obat oral antikanker. Kalau tidak bisa dikemo karena kondisi tertentu minum obat ini. Kalau paru-paru tidak mungkin diangkat obat ini juga bisa digunakan," kata spesialis paru-paru dr. Elisna Syahruddin, Ph.D, Sp.P dari Divisi Onkologi Thoraks RS Persahabatan dalam Media Luncheon di Tea Addict, Jl Gunawarman, Jakarta, Kamis (28/6/2007).Erlotinib ini, lanjut Elisna merupakan salah satu bentuk obat antikanker golongan terbaru dengan mekanisme kerja spesifik atau targeted therapy. Erlotinib adalah molekul yang menghambat human epidermal growth factor receptor 1 (HER1).HER1 sendiri adalah protein yang ditemukan di permukaan sel secara ekslusif berikatan dengan faktor pertumbuhan. HER1 ini berperan dalam pembentukan dan pertumbuhan beragam jenis kanker."Erlotinib ini bekerja pada pasien kanker paru pada stadium berapa saja. Dan ini hanya untuk kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil. Itu salah satu dari dua jenis sel kanker," ujarnya.Keberhasilan Erlotinib ini, sudah diuji oleh National Cancer Institute Canada Clinical TRials Group (NCIC CTG) dan OSI Pharmaceuticals melibatkan 86 pusat studi dari 17 negara di dunia.Penelitian tahun 2001 yang melibatkan 731 pasien ini, memberikan harapan hidup 42% lebih lama atau sekitar 6,7 bulan dibandingkan dengan efek pengobatan plasebo (diberi obat yang tidak menimbulkan efek)."31% pasien yang menerima Erlonitib tetap hidup setelah satu tahun," ujar Elisna.Lebih penting lagi, kualitas hidup pasien bisa ditingkatkan dengan obat dari kimia sintetik ini. "Gejala yang berhubungan dengan kanker paru seperti batuk, sesak napas serta nyeri dapat dikendalikan lebih lama jika mengkonsumsi obat ini," tutur dokter wanita berambut cepak ini.Hasil yang akan dicapai akan lebih baik, bila targeted therapy dengan erlotinib ini digabungkan dengan pengobatan kanker lain. Jadi, tidak hanya pengobatan tunggal, namun dikombinasikan dengan kemoterapi, radioterapi atau pembedahan.Namun sayang, lanjut Elisna, obat yang baru masuk ke tanah air awal tahun 2007 ini, masih sangat mahal. "Rp 24,6 juta untuk 30 tablet. Itu untuk 1 bulan. Belum masuk askes, yang sudah masuk baru kemoterapi," jelasnya. (nwk/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads