Jakarta - Angka 88 melekat di belakang nama Detasemen Khusus (Densus) yang dibentuk pada 26 Agustus 2004. "Densus 88 adalah antek Amerika dan Australia. Angka 88 diberitakan sebagai jumlah orang Australia yang meninggal karena bom Bali," kata Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Ba'asyir.Hal ini disampaikan Ba'asyir dalam jumpa pers di gedung Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (26/6/2007).Ba'asyir pun akan mengajukan gugatan untuk membubarkan Densus 88 ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu 27 Juni pukul 10.00 WIB."Itu tuntutan saya karena mereka menimbulkan fitnah, orang ditangkapi," ujarnya.Densus 88 dibentuk untuk penanggulangan teroris di Indonesia. Pasukan khusus berompi merah ini berkekuatan 400 personel yang terdiri dari ahli investigasi, ahli bahan peledak (penjinak bom), dan unit pemukul yang di dalamnya terdapat ahli penembak jitu.Kamus Wikipedia menyebut, angka 88 pada Densus menyerupai dua borgol yang maknanya polisi serius menangani kasus terorisme. Angka 88 merupakan representasi dari korban peristiwa bom Bali pada tahun 2002 dari warga asing. Korban asing terbanyak berasal dari Australia, yaitu 88 orang.Makna 88 berikutnya adalah, angka 88 tidak terputus dan terus menyambung. Ini artinya, pekerjaan Detasemen Khusus 88 Antiteror ini terus berlangsung dan tidak kenal berhenti.
(aan/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini