Banyak Siswa Bunuh Diri, UN Sebaiknya Dievaluasi

Banyak Siswa Bunuh Diri, UN Sebaiknya Dievaluasi

- detikNews
Minggu, 24 Jun 2007 15:04 WIB
Lampung - Banyaknya siswa bunuh diri akibat gagal Ujian Nasional (UN) kembali terulang di tahun ini. Sistem kelulusan berdasarkan UN yang diterapkan sejak setahun lalu terbukti tidak menyelesaikan persoalan. Masalah dunia pendidikan malah semakin bertambah. UN perlu dievaluasi. "Dari semenjak semula, saya berpendapat UN bertentangan dengan UU Sisdiknas. Saya menyambut baik adanya evaluasi UN," kata Ketua DPR Agung Laksono usai menghadiri HUT ke-61 Kabupaten Lampung Tengah di lapangan terminal Terbanggi, Lampung Tengah, Lampung, Minggu (24/6/2007).Agung menyatakan prihatin dengan banyaknya siswa SMP dan SMU yang bunuh diri akibat gagal lulus UN. Fakta tersebut, menurut politisi Senayan ini, menunjukkan UN tidak bisa dijadikan satu-satunya alat menilai kelulusan seseorang."Saya ikut prihatin dan sedih dengan banyaknya yang bunuh diri akibat UN. Bagaimana mungkin daerah yang berbeda-beda disamakan ujiannya. Ini tidak adil. Karena itu harus ada perbaikan," cetus Agung. Sebagai solusinya, Agung mengusulkan sistem penentuan kelulusan siswa kembali mengacu pada UU Sisdiknas yang mengombinasikan antara akhlak, nilai rapor siswa dan hasil UN."Penyelesaiannya cukup sederhana. Kembali saja ke UU Sisdiknas yang mengombinasi antara akhlak, nilai rapor dan UN," pungkasnya.Kasus siswa yang bunuh diri akibat gagal UN teranyar terjadi 23 Juni kemarin. Endang Lestari, siswi SMPN 1 Kerjo, Karang Anyar, Jawa Tengah nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri setelah gagal UN. Kasus-kasus serupa terjadi di beberapa daerah lainnya. Komnas Perlindungan Anak mencatat sedikitnya 100 anak menderita trauma psikis akibat gagal UN pada 2006. (rmd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads