Anggota Parlemen Belanda Harus Menuang Kopi Sendiri

Laporan dari Den Haag

Anggota Parlemen Belanda Harus Menuang Kopi Sendiri

- detikNews
Jumat, 22 Jun 2007 16:58 WIB
Den Haag - Sementara parlemen Indonesia semakin feodalistis seperti negara terbelakang di Afrika, parlemen Belanda terus melakukan efisiensi dan perampingan.Tunjangan baju sekian juta, mobil dinas, minta laptop, melanglang buana dengan rombongan sebesar rombongan Qarun, punya lift khusus secara luxeus sementara rakyat diharuskan berjubel-jubel, semua dongeng feodalistis itu hanya nyata ada di parlemen Indonesia.Anggota parlemen Belanda sudah biasa naik sepeda, tram, atau mobil sendiri dengan diganti tunjangan bahan bakar atau transportasi. Kini mereka terus berbenah dan berhemat lagi agar negerinya semakin kompetitif, dengan menelurkan Rencana Efisiensi terbaru. Dalam rencana tersebut antara lain tertuang bahwa ke depan para anggota parlemen harus menuang kopi atau teh sendiri. Pasalnya, para tenaga penuang dan pengantar kopi dalam rapat-rapat atau sidang-sidang di parlemen dipandang mubazir dan tidak perlu. Mereka akan dihapuskan. Untuk keperluan minum itu para anggota parlemen dinilai cukup bisa melayani diri sendiri. "Bila perlu mereka membawa termos kopi atau teh sendiri selama bersidang," demikian Ketua Parlemen Belanda Gerdi Verbeet seperti dikutip pers Belanda hari ini, Jumat (22/6/2007).Selain itu, para anggota parlemen juga harus mengambil sendiri surat-surat mereka di kotak pos masing-masing. Para tenaga staf khusus yang melakukan pekerjaan itu akan dihapuskan. Artinya, kegiatan jalan kaki dari ruang fraksi ke kotak pos di parlemen bakal menjadi ritual baru mereka. Rencana penghematan tidak berhenti sampai di situ. Disebutkan bahwa anggota parlemen juga harus mengadakan ponsel sendiri, apalagi laptop. Untuk kelancaran tugas, mereka harus mengambil inisiatif sendiri atau menjadi urusan fraksi, bukan urusan negara.Kemudian untuk tugas ke luarnegeri mereka tidak akan disediakan tiket kelas bisnis lagi, melainkan tiket ekonomi. Beberapa kali 'Senayanista' (baca: parlemen Indonesia) melakukan studi banding ke Belanda, namun hal-hal menyangkut kinerja parlemen tersebut di atas nampaknya kurang menarik buat studi mereka. Dan kebetulan atau tidak, ramai-ramai soal studi banding ke Belanda itu ternyata ketika parlemen Belanda sedang reses alias tidak ketemu siapa-siapa. Mereka semua sedang liburan panjang musim panas. (es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads