Jakarta - Pembongkaran gedung jelas membahayakan bagi mereka yang jalan-jalan di sekitarnya. Tetangga gedung juga terganggu. Yang beruntung bisa jadi cuma satu: bos besi tua.Dalam proyek pembongkaran gedung Itjen Departemen Agama (Depag) di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, adalah salah satu contoh incaran juragan besi tua. Dalam lelang yang dilakukan Kantor Lelang Negara (KLN), bongkaran gedung berlantai 5 itu laku sampai Rp 800 juta lebih. Bayangkan jika gedungnya lebih luas lagi, pasti lebih mahal."Itu dinilai oleh Dinas Impraswil dengan harga sekitar Rp 800 juta. Terus setelah dilelang nambahnya dikit, paling Rp 2 sampai 3 jutalah," kata Kepala Bagian Rumah Tangga Depag, Dedy Rosadi, kepada
detikcom di Kantor Depag, Jl Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Kamis (21/6/2007).Bak gula yang menarik perhatian semut, lelang pembongkaran gedung itu diminati sekitar 200 peserta. Dalam dokumen yang dipegang Depag, pemenang lelang tercatat atas nama CV Jay Abadi dengan penawaran Rp 855.500.000.Membeludaknya minat peserta lelang tidak lain karena material bongkaran yang laku untuk dijual, seperti besi-besi beton. Informasi lain menyebutkan besi-besi beton bekas bongkaran gedung Depag itu bisa laku hingga Rp 1 miliar. Untung Rp 100 jutaan lumayan bukan?Dedy menegaskan prosedur pembongkaran sudah sesuai prosedur lewat KLN. "Uang itu masuk ke kas negara. Itu (pembongkaran) sudah milik pemenang lelang. Yang lelang itu Kantor Lelang Negara," jelasnya.Setelah bersih dari bangunan lama, lahan itu akan dibangun gedung baru. Tetangga-tetangga pun akan mendengarkan kembali gemerisiknya proses pembangunan.
Bukan Urusan DepagDitanya tentang keluhan yang muncul terkait pembongkaran gedung Depag yang ada di samping gedung BPPT, Dedy Rosadi menyatakan bahwa itu bukan urusan pihaknya, melainkan urusan pemenang lelang."Kita hanya pemilik. Pembongkaran sudah lewat mekanisme lelang," tutur Dedy.Dedy menjelaskan kejadian yang terjadi seputar pembongkaran merupakan tanggung jawab pemenang lelang dalam hal ini adalah CV Jaya Abadi. Meskipun begitu, sebagai tanggung jawab moral Dedy sudah mengontak pihak pemenang lelang untuk lebih memperhatikan soal keamanan. "Sudah kita telepon. Waktunya saya lupa kapan. Terus dipasang pagarnya sudah sesuai," ujarnya.Dedy menambahkan dirinya tidak pernah mendengar kabar jatuhnya korban jiwa dalam proses pembongkaran gedung tersebut. Sekali lagi, dia mengatakan itu sudah menjadi urusan pemenang lelang, dalam hal ini CV Jaya Abadi. "Kita tahunya bersih," katanya singkat.
(gah/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini