Maut Mengintai di Jl Thamrin

Pembongkaran Gedung

Maut Mengintai di Jl Thamrin

- detikNews
Jumat, 22 Jun 2007 08:35 WIB
Jakarta - Siang itu Suharno tengah memacu motornya di kawasan Sudirman Central Business Distric (SCBD), Jakarta. Pria 28 tahun ini berusaha menjajakan jasanya sebagai tukang ojek di kawasan perkantoran itu. Tapi belum juga pelanggan didapat, brukkk...besi raksasa maha berat menimpanya. Nyawanya melayang seketika. Motornya yang bernopol B 3181 LQ remuk. Pria yang juga satpam Security Artha Graha (SAG) itu pulang ke rumah dengan badan terbalut kafan.Peristiwa memiriskan itu terekam pukul 14.30 WIB tanggal 24 Mei 2007. Suharno meregang nyawa karena besi crane -- yang sedang mengerjakan proyek One Pacific Place -- lepas dari ikatannya dan menimpa siapa saja yang ada di bawahnya. Selain Suharno, crane itu juga mengenai Toyota Avanza dan sedan Mercy. Selain kendaraan roda empat itu penyok-penyok, empat orang di dalamnya terluka. Tak cuma fisik, batin juga shock luar biasa.Suharno dkk jelas tidak ada kaitan dengan proyek prestisius One Pacific Place. Mereka hanya ketiban apes saja. Enak-enak jalan di rute yang benar, gedebug....naas tidak bisa ditolak. Maut mengincar pemakai jalan itu karena kelalaian pembangun gedung dalam menerapkan aturan keselamatan. Status tersangka pun disematkan pada operator crane yang sempat kabur itu."Berkeliran" di lokasi pembangungan gedung pencakar langit memang harap-harap cemas. Tapi "jalan-jalan" di lokasi peruntuhan gedung tinggi tampaknya lebih berbahaya. Dan kedua jenis pekerjaan itu semuanya ada di Jakarta. Ada yang membangun, ada yang meruntuhkan.Salah satu proyek meruntuhkan bangunan tinggi terlihat di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat. Tepatnya di gedung Departemen Agama (Depag) lama.Seminggu lalu detikcom berada di kawasan pembangunan gedung itu. Gedung tersebut sudah satu bulan dibongkar. Tapi sayangnya, pembongkaran gedung tingkat 5 yang terletak di samping kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu membahayakan pengguna jalan, baik pejalan kaki maupun pengguna kendaraan.Bangunan yang tersisa hanya tinggal 2 bagian. Dengan ketinggian 5 lantai, bila roboh ke arah jalan maka akan menjangkau jalan raya Thamrin.Pengaman terkesan seadanya, dengan papan triplek dan seng yang notabene tidak sanggup menahan puing bangunan bila runtuh. Bahkan beberapa puing sudah menutupi sebagian trotoar."Cuma tenda atau triplek itu kurang kuat. Saya was-was dan takut kalau puing-puing itu jatuh secara mendadak," ujar seorang pengguna jalan, Jamal (33).Jamal merasa pengamanan di pinggir jalan tidak kuat. Oleh karena itu, Jamal meminta pihak penanggung jawab memasang rambu tambahan agar pengguna jalan waspada."Diberi rambu-rambu yang memperingatkan bahaya puing-puing ini bisa jatuh secara mendadak. Karena sampai sekarang tidak ada rambu kayak gitu," tambahnya.Senada dengan Jamal, Sahban (36) merasakan hal yang sama. Ia merasa dirugikan karena proyek itu."Kita mau lewat jadi terganggu," keluh pria yang bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu.Sahban khawatir bila bangunan yang tersisa roboh lalu menimpa pejalan kaki dan pengendara motor atau mobil.Meskipun pembongkaran skala besar dilakukan pada malam hari, tetapi di siang hari backhoe masih tetap bekerja menghancurkan tiang gedung. Getaran yang ditimbulkan backhoe bisa menyebabkan sisa gedung ambruk seketika.Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah posisi gedung yang terletak di perempatan jalan, dekat lampu merah. Korban bisa jatuh lebih banyak bila pengendara mobil/motor sedang berhenti terhadang lampu merah, bila tiba-tiba gedung ambruk ke arah jalan.Ketika detikcom kembali mampir ke gedung itu pada Kamis (21/6/2007), kontraktor proyek telah membersihkan sebagian besar puing-puing bangunan yang terserak di trotoar. Tapi bukan berarti bahaya telah pergi. Terkait:Korban Berjatuhan dalam Pembongkaran Gedung Lama Depag (gah/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads