Tangan Kanan Menjerumuskan SBY

Inilah Surat 5 Lembar Yenny Wahid

Tangan Kanan Menjerumuskan SBY

- detikNews
Jumat, 15 Jun 2007 18:22 WIB
Jakarta - Surat 5 halaman Yenny Wahid mundur sebagai staf khusus Presiden SBY sungguh mengharu biru. Yenny mengkritik para tangan kanan SBY yang tak bisa berkomunikasi baik.Inilah bunyi lengkap surat tersebut:Saya sampai pada ujung perjalanan saya. Mengawal Bapak dengan air mata menggenang. Saya berbahagia pernah diberi kesempatan melayani seorang pemimpin bangsa. Tetapi sedih karena saya sesungguhnya membayangkan ujung kisah yang tidak seperti ini.Dua hal yang sangat saya sesali adalah, pertama kegagalan saya untuk mendekatkan Bapak dengan Ayah saya. Kedua, komunikasi politik Istana dengan PKB yang selalu diwarnai kecurigaan dan kesalahpahaman.Saya tidak akan pernah melupakan beberapa episode ketika Ayah saya mengkritik Bapak secara keras di media massa. Ketika dilapori hal tersebut Bapak dengan tenang tidak membiarkan diri terpengaruh oleh emosi dan malah mencarikan alasan kemungkinan kenapa Ayah saya bersikap kritis kepada Bapak.Bapak sengaja menyelamatkan muka saya di hadapan teman-teman sesama staf khusus. Sejak itu saya bertekad untuk berusaha sekuat tenaga menjembatani Bapak dengan Ayah saya. Mungkin hanya para malaikat yang menjadi saksi.Sayangnya usaha tersebut menemui jalan buntu. Dalam diagnosa saya, ada cara paling mudah untuk mendapat simpati Ayah saya, yakni membangun komunikasi yang intens dengan beliau. Menyapa dan mengorangkan beliau sebagai tokoh bangsa.Berbekal keyakinan tersebut, saya bergerak untuk meyakinkan orang-orang Bapak agar dapat memfasilitasi pertemuan dengan Ayah saya.Saya kemukakan pada anak buah Bapak, di antaranya Pak Kurdi (staf pribadi presiden Brigjen Kurdi Mustafa -red), bahwa saya perlu bantuan untuk mengcounter masukan-masukan dari musuh politik Bapak yang hampir tiap hari datang ke Ayah saya untuk menjelek-jelekkan Bapak dan menggarisbawahi apa yang mereka maknai kegagalan Bapak dalam memerintah.Saya meminta bantuan untuk difasilitasi agar teman-teman di Partai Demokrat maupun tokoh-tokoh lain yang dekat dengan Bapak bisa berinteraksi dengan Ayah saya atas nama Bapak sekaligus menepis semua omongan jelek tentang Bapak. Karena saya sendiri tidak akan mampu melaksanakan hal itu seorang diri. Bahkan di kalangan temen-temen PKB dan NU saya dicap sebagai antek SBY. Tetapi sayangnya, janji tinggal janji.Bahkan ketika Pak Kurdi ketemu Ayah saya di pesawat, menyapa pun Beliau tidak mau. Semua itu merupakan contoh komunikasi politik yang sangat buruk dari Istana.Sementara itu, pola hubungan dengan PKB mengalami pasang surut yang kadang jauh dari menggembirakan. Puncaknya adalah pengangkatan saudara Lukman Edi sebagai Menteri Negara Percepatan Daerah Tertinggal yang tidak melalui mekanisme, sehingga menghasilkan ketegangan politik yang terasa sampai sekarang.Saya berusaha sekuat tenaga, untuk memberitahu Bapak mengenai gejolak yang terjadi melalui Pak Kurdi karena beliaulah yang masih mau berhubungan dengan saya. Sementara Pak Sudi (Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi -red) tidak pernah bisa saya hubungi. Tetapi sayangnya, alih-alih menyampaikan ke Bapak, mereka malah menghalangi terciptanya momentum yang bisa menyatukan Bapak dengan Ayah saya.Saya sangat menyayangkan bahwa para tangan kanan Bapak malah menjerumuskan Bapak dengan situasi yang sangat sulit seperti ini. Mereka seharusnya menjaga Bapak dengan cara menciptakan kondisi politik yang kondusif sehingga Bapak bisa tenang memimpin. (Ari/umi)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads