Melongok LP Anak Pria (2)
Adu Masturbasi Berhadiah Sarapan
Jumat, 15 Jun 2007 07:40 WIB
Jakarta - Meski namanya LP Anak, tapi tak pernah ada bocah yang bilang menetap di penjara khusus anak itu mengasyikkan, yang ada malah penuh penderitaan. Selain sel sempit yang diisi 8-10 anak yang mesti berbagi ranjang, para tahanan di LP Anak Tangerang juga harus harus berbagi hidup dengan nyamuk. Saban malam anak-anak tak pernah tidur nyenyak. Desing kepak sayap nyamuk menggetarkan gendang telinga, dan tangan serta kaki "didonorkan" kepada nyamuk yang menghisap dengan rajin."Nggak ada yang jualan Autan. Nyamuknya besar-besar. Jendela ditutup pakai kain pel, nyamuk tetap saja masuk,"ucap Ramli (18), salah seorang napi.Apesnya, terkadang tidak hanya nyamuk yang bergerilya menyusuri tangan dan kaki para napi bocah. Melainkan tangan sesama tahanan anak ikut menggerayangi lantaran dorongan seksual.Bahkan, dalam gelombang masa puber itu, ada juga tahanan satu sel saling berlomba masturbasi bersama. Siapa yang (maaf) air maninya keluar terlebih dahulu, harus memberikan jatah sarapannya ke yang menang."Yang paling gede yang ngajarin mas. Diremas dan digituin. Ntar yang kalah sarapannya diambil," kata tahanan lainnya, sebut saja Dodot, sambil cengar-cengir.Bisa jadi kenakalan remaja yang bikin kita mengelus dada ini lolos dari pengawasan para sipir penjara yang bertugas melakukan 'pembinaan' pada anak didiknya. Selain kenakalan itu dilakukan diam-diam saat jam istirahat di malam hari dan jumlah sipir pun tidak terlalu banyak.Kurangnya jumlah sipir 'pembina' juga menjadi keprihatinan Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait. Jika jumlah sipir seimbang dengan jumlah anak didik, tentunya bisa mengantisipasi kekerasan seksual maupun kekerasan fisik antarsesama tahanan anak."Selain pengawasan kurang, UU No 23 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak belum implementatif. UU itu belum sensitif anak. Masih dalam paradigma dewasa," tegas Arist.
(Ari/nrl)