Saat Menkes Bicara Tak Obati Sakit hingga Konspirasi Antivaksin Covid

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 17 Mei 2025 21:30 WIB
Halaman ke 1 dari 3
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (tengah) (Ondang/detikcom)
Jakarta -

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berbicara banyak hal dalam acara diskusi bertajuk Double Check dengan tema 'Bagaimana Visi Kesehatan Era Prabowo?'. Mulai tak cuma obati yang sakit hingga konspirasi antivaksin.

Menkes Budi Gunadi menyampaikan itu saat diskusi di Toety Heraty Museum, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025). Dalam acara itu, hadir pula Kepala PCO Hasan Nasbi.

Bukan Hanya Obati yang Sakit

Budi Gunadi sempat bicara terkait tugasnya sebagai Menteri Kesehatan. Dia menekankan tugasnya bukan hanya mengobati yang sakit, tapi juga menjaga agar masyarakat tetap sehat.

Dia mulanya memaparkan bahwa Kementerian Pendidikan dan Kementerian Kesehatan membagi peran penting menuju Indonesia Emas 2045.

"Kenapa namanya Menteri Kesehatan bukan Menteri Kesakitan? Karena tugasnya adalah menjaga masyarakat agar tetap sehat," kata Budi.

Dia menerangkan bahwa fungsi utama Kementerian Kesehatan adalah mendorong pola hidup sehat melalui strategi edukasi dan sosialisasi. Sedangkan mengobati, kata dia, merupakan kewenangan dokter.

"Menjaga masyarakat jangan sampai sakit. Bukan tugasnya hanya mengobati masyarakat yang sakit, bukan itu. Itu tugas dokter untuk mengobati masyarakatnya kalau sakit," ucapnya.

Budi lantas mencontohkan pendekatan promotif dan preventif dijalankan melalui program edukasi gaya hidup sehat hingga cek kesehatan gratis (CKG) yang saat ini telah diberlakukan.

"Promotif itu artinya mengedukasi, menjaga lifestyle. Preventif itu dilakukan oleh Bapak Presiden Prabowo, dengan cek kesehatan gratis," ujar Budi.

Dia menyebut program deteksi dini sangat penting dilakukan. Sebab empat penyakit kronis seperti stroke, jantung, kanker, dan ginjal sering kali tidak terdeteksi hingga kondisinya sudah parah. Padahal menurutnya, jika dicegah sejak dini, potensi kematian bisa ditekan.

"Organ kita rusaknya tuh 4 tahun, 5 tahun, baru meninggal. Masa kita nggak bisa beresin sih dalam waktu 4 tahun ini? Kita gagal beresin karena biasanya nggak pernah ngecek. Ketahuannya sudah parah rusaknya," ungkap Budi.

"Udah parah stadium kankernya. Udah parah sumbatan jantungnya. Udah parah itu tekanan darahnya sehingga pecah pembuluh darah di otak. Itu sebabnya dilakukan cek kesehatan gratis Pak Prabowo," pungkasnya.




(maa/rfs)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork