Golkar Kaji Sistem Pemilu, Sarmuji: Berpikir Matang dan Objektif

Golkar Kaji Sistem Pemilu, Sarmuji: Berpikir Matang dan Objektif

Dea Duta Aulia - detikNews
Rabu, 14 Mei 2025 19:56 WIB
Sekjen Partai Golkar Sarmuji (Dwi/detikcom)
Foto: Sekjen Partai Golkar Sarmuji (Dwi/detikcom)
Jakarta -

Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI Muhammad Sarmuji menyoroti evaluasi menyeluruh terhadap sistem pemilu Indonesia dalam sebuah focus group discussion bertajuk 'Sistem Pemilu' yang diselenggarakan di Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, hari ini.

Menurutnya, sistem proporsional terbuka yang kini diterapkan sejatinya merupakan respons terhadap permasalahan dari sistem pemilu sebelumnya yang bersifat tertutup. Namun, sistem terbuka juga menuai kritik karena dinilai mendorong tingginya biaya politik dan maraknya praktik politik uang.

Adapun diskusi tersebut dihadiri oleh peneliti Pusat Penelitian Politik BRIN Muh. Nurhasim, Wakil Ketua Baleg DPR Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Wakil Ketua Komisi II DPR RI Zulfikar Arse Sadikin, dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah hasil dari solusi masa lalu; today's problem come from yesterday's solution. Pertanyaannya, apakah benar sistem terbuka otomatis memicu politik uang? Dan apakah sistem tertutup menjamin hilangnya praktik itu atau malah hanya memindahkan locus dari masyarakat ke elite partai, atau biaya-biaya lain seperti iklan politik?" kata Sarmuji dalam keterangan tertulis, Rabu (14/5/2025).

Dia menegaskan pentingnya diagnosis yang akurat sebelum mengambil kebijakan perubahan sistem.

ADVERTISEMENT

"Jangan sampai obat lebih berbahaya dari penyakitnya. Kita perlu berpikir matang dan objektif," tambahnya.

Sarmuji pun menyinggung sosok Zulfikar Arse Sadikin sebagai contoh anggota DPR yang berhasil terpilih melalui sistem terbuka dengan biaya relatif rendah. Hal ini menunjukkan bahwa generalisasi atas sistem terbuka perlu ditelaah lebih jauh.

Dalam diskusi tersebut, Nurhasim menyampaikan soal sistem pemilu campuran yang memungkinkan untuk diadopsi oleh Indonesia.

Nurhasim seringkali menyuarakan rekomendasi penggunaan sistem pemilu campuran atau paralel sebagai solusi untuk mengatasi beberapa permasalahan sistem pemilu yang ada di Indonesia, seperti multipartai ekstrem.

Dia juga merekomendasikan sistem pemilu campuran sebagai alternatif untuk mengatasi masalah multipartai ekstrem dan meningkatkan stabilitas pemerintahan.

"Sistem pemilu campuran, dapat memberikan suara yang lebih besar bagi partai-partai politik dan sekaligus memberikan representasi yang lebih baik bagi individu-individu yang kuat di daerah pemilihan," tutupnya.

Tonton juga Video: Bahlil Umumkan Pengurus Golkar: M Sarmuji Sekjen-AGK Ketua Dewan Pembina

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads