Jemaah haji Indonesia akan menerima kartu Nusuk saat berada di Arab Saudi. Kartu ini semacam identitas sekaligus 'tiket' bagi jemaah dalam mendapatkan akses layanan dan juga dalam aktivitas di setiap tahapan ibadah haji.
Ada tiga fungsi kartu Nusuk haji yang wajib diketahui. Apa saja? Simak informasi berikut ini.
Apa itu Kartu Nusuk Haji?
Dilansir situs Kemenag RI, kartu Nusuk haji adalah identitas digital resmi dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sejak tahun 2024. Bentuknya berbahan PVC berukuran panjang, dengan dominasi warna putih-cokelat, berisi foto jemaah, kode QR, dan nomor visa. Fungsi utamanya adalah verifikasi jemaah resmi untuk mencegah masuknya jemaah ilegal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setibanya di hotel, kartu Nusuk akan dibagikan maksimal 1x24 jam oleh syarikah atau perusahaan penyedia layanan haji. Proses distribusi kartu Nusuk disertai pemotretan sebagai bukti serah terima.
Kegunaan Kartu Nusuk Haji
Masih mengutip situs Kemenag RI, ada tiga kegunaan utama kartu Nusuk haji. Berikut rinciannya.
1. Mempercepat proses identifikasi jemaah
Kartu Nusuk adalah layanan dari syarikah. Tahun ini, layanan jemaah haji Indonesia dikelola oleh delapan perusahaan swasta yang disebut sebagai syarikah.
Setibanya di Madinah, jemaah akan ditempatkan di hotel yang telah ditentukan oleh syarikah. Sebelum bergerak ke Makkah, setiap jemaah akan diberikan Nusuk.
Petugas bertanggung jawab untuk memastikan setiap jemaah memiliki kartu Nusuk. Hal itu akan mempercepat proses identifikasi dan pelayanan karena data jemaah sudah sinkron dengan data syarikah. Sehingga, tidak akan ada lagi cerita jemaah terlantar karena ketidakjelasan layanan.
![]() |
2. Syarat masuk ke Masjidil Haram
Dengan sistem satu syarikah dan validasi melalui kartu Nusuk, proses jemaah masuk ke Masjidil Haram akan berjalan lebih tertib dan lancar. Tanpa membawa kartu Nusuk, seorang jemaah tidak akan diizinkan masuk ke wilayah Makkah, apalagi mengikuti rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Bahkan, layanan lain selama di Tanah Suci pun terintegrasi dengan kartu ini.
Lalu, bagaimana dengan jemaah haji yang belum menerima kartu Nusuk? Di haji 2025, Kemenag menjamin jemaah yang belum menerima kartu Nusuk tetap bisa beribadah di Masjidil Haram.
"Sebenarnya ketentuannya itu dia harus diserahkan kepada jemaah 1x24 jam sejak ketibaan jemaah di Arab Saudi. Namun dalam praktiknya di lapangan ada banyak kendala," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis Hanafi di Makkah, Senin (12/5/2025).
Dia mengatakan penerbitan hingga penyerahan kartu Nusuk untuk jemaah haji RI merupakan tanggung jawab syarikah atau perusahaan layanan haji. Kemenag telah menjalin kerja sama dengan delapan syarikah untuk melayani jemaah haji RI.
Muchlis mengatakan syarikah-syarikah tersebut telah menyiapkan sejumlah antisipasi terkait keterlambatan terbitnya kartu Nusuk. Antara lain dengan memberi identitas cadangan bagi jemaah haji RI.
"Ada sejumlah kendala sehingga sampai masuk ke Makkah ada jemaah yang belum mendapat Nusuknya dan ini tanggung jawab syarikah. Backup-nya syarikah memberikan kartu identitas juga," ujarnya.
Dia meminta jemaah tetap tenang meski belum menerima kartu Nusuk. Muchlis mengatakan Kemenag terus berkoordinasi agar syarikah bisa segera menyerahkan kartu Nusuk ke jemaah begitu kartu diterbitkan oleh sistem Arab Saudi.
"Jadi agar tetap tenang apalagi kalau fokus ibadah dari hotel ke Masjidil Haram. Kalau mau melipir belanja masih amanlah. Asal jangan ke Jeddah. Itu masih rawan kalau ke luar kota perhajian itu masih tetap harus Nusuk ya," tuturnya.
3. Berguna saat puncak ibadah haji
Kegunaan kartu Nusuk akan sangat terasa saat puncak ibadah haji, yaitu saat pergerakan massal jemaah dari Makkah ke Arafah, lalu ke Muzdalifah, dan Mina. Secara umum, kartu Nusuk akan menjadi acuan data yang sangat penting untuk mengelola pergerakan dua juta lebih jemaah. Jika data kita tidak akurat, dampaknya akan sangat besar.
Bagaimana Jika Kartu Nusuk Haji Hilang?
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang juga Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Muchlis Hanafi mengimbau agar kartu Nusuk selalu dikalungkan oleh jemaah ke manapun mereka pergi. Selain memudahkan identifikasi jika tersesat, tetapi juga menyelamatkan mereka dari potensi penolakan di berbagai titik layanan.
Jika hilang, proses penggantian tidak mudah dan membutuhkan pelaporan ke petugas hotel, kloter, hingga koordinasi ulang dengan pihak syarikah. Bahkan, jemaah bisa tertahan dalam perjalanan ke Armuzna jika tidak memiliki kartu Nusuk.
"Saya minta petugas terus edukasi jemaah. Ini bukan sekadar kartu, tapi tiket utama untuk seluruh proses ibadah haji. Karena nusuk ini lebih lengkap dari paspor," kata Muchlis.
(kny/jbr)