"Ini sudah berjalan dua minggu terakhir, mulai pukul 9 pagi sampai jam 10 malam. Sebelumnya, hanya sampai jam 4 sore," kata Syaefuloh dalam keterangan, Selasa (6/5/2025).
Syaefuloh menyampaikan kebijakan ini akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari dua perpustakaan tersebut. Setelah itu, akan merambah ke perpustakaan wilayah lainnya di Jakarta Pusat, Timur, Selatan, Barat, dan Utara.
Meski begitu, implementasi penuh nantinya akan bergantung pada kesiapan fasilitas dan sumber daya manusia.
"Kalau jam layanan bertambah, otomatis personel juga harus disesuaikan. Kami sedang menyusun sistem sif untuk petugas, dan terus mengevaluasi animo masyarakat sebagai dasar penambahan waktu buka," ungkapnya.
Menurut data Dispusip DKI Jakarta, kunjungan ke Perpustakaan Cikini saat akhir pekan bisa mencapai lebih dari 3.500 orang. Antusiasme masyarakat yang tinggi, termasuk dukungan di media sosial, menjadi dorongan kuat untuk merealisasikan kebijakan ini secara menyeluruh.
Syaefuloh menjelaskan perpustakaan bukan hanya tempat meminjam dan membaca buku, tetapi juga menjadi ruang publik yang mendukung interaksi sosial, edukasi, dan ekspresi seni.
"Di perpustakaan ada ruang diskusi, pelatihan menulis, story telling anak-anak, bahkan pameran karya siswa. Ini menjadi bagian dari wajah Jakarta sebagai kota literasi menuju kota global," ujarnya.
Ke depan, Dispusip DKI Jakarta menargetkan seluruh perpustakaan yang dikelolanya dapat beroperasi hingga pukul 22.00 WIB.
"Kita ingin dari Senin sampai Minggu, buka sampai malam. Tapi tentu sambil melihat kebutuhan dan kesiapan. Yang jelas, prinsipnya adalah memberikan layanan terbaik untuk masyarakat Jakarta," ujarnya.
Tonton video "Rencana Pramono Buka Perpustakaan hingga Museum Sampai Malam" di sini:
(bel/eva)