Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menghadiri hari kedua penyelenggaraan World Audio Visual & Entertainment Summit (WAVES) 2025 di Jio World Convention Centre, Mumbai, India. Acara tersebut dihadiri Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan Menteri Urusan Luar Negeri, serta menteri kebudayaan dari 22 negara.
Dalam agenda ini Fadli Zon menyampaikan pentingnya sinergi global dalam membangun masa depan industri media dan hiburan yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu ia juga mengungkap potensi besar industri kreatif Indonesia. Dengan lebih dari 12 juta kreator dan 52% penduduk berusia di bawah 30 tahun, Indonesia dikatakan menjadi pasar dinamis dan produsen utama konten di Asia Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Animasi lokal kami, 'Jumbo', baru saja melampaui Disney Frozen 2 dalam jumlah penonton di Asia Tenggara. Pada tahun 2024, Indonesia mencatatkan 122,7 penonton bioskop dengan 67% pasar dikuasai film lokal. Ini menunjukkan kekuatan ekosistem film dan budaya kita," jelas Fadli Zon dikutip dari siaran pers, Jumat (2/5/2025).
Sebagai bagian dari diplomasi budaya, ia menekankan pentingnya mendukung ekosistem berkelanjutan melalui pelatihan, pendanaan seperti Dana Indonesiana, dan inovasi digital berbasis warisan budaya.
"Kami percaya bahwa diplomasi budaya adalah alat kuat untuk membangun perdamaian dan ketahanan global. Kami siap berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan membentuk era baru kerja sama media lintas negara," kata Fadli Zon.
Sebelumnya, Fadli Zon menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah India atas kepemimpinan dalam menyelenggarakan WAVES 2025. Ia juga menyampaikan duka cita atas insiden tragis di Pahalgam dan menegaskan solidaritas Indonesia terhadap India.
"Audio visual dan industri budaya bukan hanya sektor hiburan. Mereka adalah mesin inovasi, penggerak pembangunan, dan pilar kohesi sosial yang mampu mentransformasikan ekonomi dan struktur masyarakat," ujar Fadli Zon.
Ia juga menyampaikan bahwa pembentukan Kementerian Kebudayaan sebagai entitas terpisah pada tahun 2024 mencerminkan komitmen Indonesia dalam menjadikan kebudayaan sebagai pilar strategis pembangunan nasional. Visi ini berpijak pada UUD 1945 dan bertujuan untuk melestarikan warisan budaya sekaligus berkontribusi dalam ekosistem budaya global.
"Indonesia adalah negara mega-diversitas dengan lebih dari 1.340 kelompok etnik, 718 bahasa daerah, serta ribuan situs dan ekspresi budaya takbenda. Kami juga memiliki 60% fosil Homo erectus dunia dan lukisan gua prasejarah tertua berusia 52.000 tahun. Ini bukan sekadar kekayaan budaya, melainkan kekuatan penceritaan (storytelling superpower)," ungkapnya.
Untuk diketahui, WAVES 2025 menjadi panggung strategis bagi Indonesia untuk menegaskan posisi sebagai pemain utama dalam industri budaya global sekaligus memperkuat jaringan diplomasi kreatif lintas negara.
Simak Video: Reaksi Sutradara soal 'Jumbo' Akan Tayang di 17 Negara