Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan mengatakan bahwa teknologi UTBK yang semakin canggih diharapkan dapat meminimalisir kecurangan. Namun ternyata peserta tidak kehabisan akal untuk mengakali kecanggihan itu
"Sebenarnya diharapkan beralih dengan teknologi ini kan akan bisa meminimalisasi, tapi ternyata mereka itu jauh lebih canggih, itu kenyataannya," tutur Fauzan di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).
Fauzan mengatakan bahwa kecurangan-kecurangan itu sudah ada sejak lama. Fauzan menjelaskan pengalamannya saat menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Malang menghadapi berbagai kecurangan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan bahwa banyak peserta UTBK jurusan kedokteran menggunakan joki. Bahkan joki tersebut telah bersindikat dan memiliki kelas-kelas tertentu untuk mengakomodir permintaan peserta UTBK yang menggunakan jasanya.
"Saya ingat betul waktu di tahun 2013, kami waktu itu rektor UMM Malang khususnya kalau di swasta itu yang diserang joki itu kan kedokteran," tutur Fauzan.
"Itu sudah sistemik, ada sindikat. Ada sindikatnya dan itu ada kelas VVIP, ada kelas bisnis, ada juga kelas ekonomi," tambahnya.
Pada kesempatan itu Fauzan mengatakan menemukan peserta UTBK yang menggunakan alat bantu pada telinganya serta kacamata. Fauzan mengatakan bahwa kecurangan seperti ini bukan hanya terjadi pada tes penerimaan mahasiswa baru, melainkan tes lainnya juga.
"Kami menemukan alat untuk pin-nya saja itu dimasukkan di telinga. Kemudian kameranya itu dikancing," tutur Fauzan.
"Saya yakin itu tidak hanya sekedar tes untuk mahasiswa baru, tapi tes-tes yang prestige itu pasti ada. Saya bisa memastikan itu," tambahnya.
(azh/azh)