Mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali, inisial SLKDP diduga melakukan pelecehan seksual secara digital memakai kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Pihak Unud menyatakan telah mengambil sejumlah langkah serius untuk menangani kasus ini.
"Pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis telah menindaklanjuti kasus ini secara internal melalui Tim Etik Fakultas dan telah menyampaikan laporan resmi kepada Rektor," ujar Ketua Unit Komunikasi Publik Unud, Ni Nyoman Dewi Pascarini saat dihubungi, dilansir detikBali, Jumat (25/4/2025).
Selain proses etik, jelas Dewi, Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) juga telah diminta untuk turut mendalami kasus ini. Satgas PPKS diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang komprehensif demi menjamin perlindungan terhadap korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Universitas memastikan bahwa proses penanganan sedang berjalan secara serius dan menyeluruh, dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian, perlindungan terhadap korban, serta kepastian hukum," tegas Dewi.
Pengakuan Korban
Dalam aksinya, SLKDP diduga menyunting foto-foto teman kuliahnya menjadi konten tak senonoh menggunakan build-operate-transfer (BOT) berbasis AI di Telegram.
Salah satu korban berinisial KB menduga SLKDP sudah melancarkan aksinya sejak sekolah menengah atas (SMA).
"Untuk datanya kami perkirakan saja, dari teman-temannya SMA di Jakarta, jadi ini juga bukan kasus yang pertama kali," ujar KB saat dihubungi, dilansir detikBali, Kamis (24/4/2025).
Modus Operandi
SLKDP diduga mengambil tangkapan layar dari akun Instagram para korban tanpa izin lalu mengeditnya menjadi foto vulgar menggunakan BOT AI. Walhasil, foto-foto korban yang awalnya sopan di media sosial diedit menjadi tidak berbusana.
"Terduga pelaku dan korban adalah sesama mahasiswa yang mutual-an di Instagram, tidak semua korban mengenal secara pribadi. Namun, beberapa korban ada yang pernah sekelas di mata kuliah tertentu dengan terduga pelaku. Saya pribadi kenal, tetapi secara personal untuk kehidupannya tidak (kenal)" tutur KB.
Baca selengkapnya di sini dan di sini
Simak juga Video: Darurat Pelecehan di Institusi Kesehatan