Sejumlah elemen mahasiswa dan masyarakat Indonesia turun ke jalan melakukan aksi protes 'Global Strike for Palestine' di Jakarta beberapa waktu lalu. Sejumlah organisasi, seperti BDS Indonesia, Dompet Dhuafa, Greenpeace, KontraS, Perempuan Mahardika, dan PMII terlibat dalam aksi menyerukan pembelaan bagi bangsa Palestina dan boikot terhadap Israel.
Kondisi bangsa Palestina di Jalur Gaza makin mengkhawatirkan sejak Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata pada medio Maret 2025. Saat ini warga Gaza sudah 50 hari tidak memperoleh bantuan kemanusiaan karena Israel memblokade lebih daripada 3.000 truk bantuan di perbatasan.
"Aksi hari ini bukan lagi sekadar jumlah korban. Ini sudah soal hancurnya peradaban dunia karena lenyapnya moral dan rasa kemanusiaan," kata salah satu partisipan aksi dari Gerak Bareng Ahmad Zaki, dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari 60 ribu warga Palestina telah dibunuh oleh Israel sejak 1 tahun dan 7 bulan lalu. Jurnal kenamaan The Lancet bahkan menyebut angka korban bisa melampaui 180 ribu
orang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja melaporkan 2,1 juta warga Gaza kini berada di tubir jurang kelaparan. Dalam 'Global Strike for Palestine', peserta juga menyerukan aksi boikot terhadap produk-produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel.
Aktivis media sosial Erlangga Greschinov dari Julid Fi Sabilillah menyatakan boikot adalah wujud konkret perlawanan publik sebagai konsumen. Ia pun mengajak untuk memboikot
produk-produk pendukung genosida Israel karena menurut Erlangga, ekonomi merupakan urat nadi dari penjajahan.
Salah satu aktivis boikot, Aresdi Mahdi (Habib Ama) menjelaskan gaya hidup dan budaya konsumtif masyarakat tanpa sadar berkontribusi kepada genosida Israel terhadap bangsa Palestina. Menurut Habib Ama, seseorang seringkali memaksakan diri untuk mengonsumsi merek-merek terkenal yang berasal dari negara sekutu Zionis demi gengsi.
"Tanpa sadar, gengsi kita itu menghidupi musuh kemanusiaan," kata Habib Ama.
Dalam aksi ini, sejumlah elemen aktivis membawa spanduk bertuliskan seruan boikot nasional terhadap berbagai produk yang beredar di Indonesia dan terindikasi memiliki
keterkaitan dengan entitas zionis. Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muhammad Rafli menjelaskan penyebutan merek-merek tersebut tidak dilakukan sembarangan, sebagai dituduhkan sebagian pihak, melainkan telah melalui proses literasi.
"Jadi, adalah keliru jika daftar produk itu dianggap dibuat secara asal-asalan," tegas Rafli.
Seorang warga yang ikut dalam aksi Yusnita menyatakan dukungannya bagi seruan boikot. Ia merasakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi bangsa Palestina, terutama di Gaza.
"Ini tindakan keji yang dilakukan oleh Israel dan didukung oleh Amerika. Maka itu, mari kita mulai dari hal kecil, seperti boikot karena produk-produk yang biasa kita konsumsi ini mendanai rudal-rudal yang membunuh bangsa Palestina," katanya.
Simak juga Video: Massa Pro Palestina Serukan Boikot Gal Gadot di Acara Walk of Fame