Wakil Menteri Sosial (Wamensos), RI Agus Jabo Priyono mendorong perguruan tinggi di seluruh Indonesia terlibat aktif dalam program pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Salah satunya dengan program pembinaan untuk mengubah mindset masyarakat agar tidak terus menerus bergantung pada bantuan sosial dari pemerintah.
"Salah satu problem utama kemiskinan di masyarakat adalah mindset. Dan yang paling bisa menyasar pada masalah itu salah satunya adalah pihak kampus," ujar Agus Jabo dalam keterangan tertulis, Kamis (24/4/2025).
Hal itu dia sampaikan pada Dialog Kebangsaan bertema 'Sinergi dan Kolaborasi dalam Program Pengentasan Kemiskinan serta Penghapusan Kemiskinan Ekstrem' di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang, Banten, Rabu (23/4). Melalui forum ini, Kementerian Sosial menggarisbawahi pentingnya kerja sama jangka panjang dengan institusi pendidikan tinggi, baik dalam bentuk riset sosial terapan, pelatihan keterampilan, maupun pendampingan masyarakat berbasis desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus Jabo mengungkapkan saat ini Kementerian Sosial tengah berupaya melakukan pergeseran strategi dari pendekatan berbasis perlindungan sosial (social protection) menuju pemberdayaan yang lebih kuat (heavy empowerment). Hal ini dimaksudkan untuk membangun kemandirian masyarakat secara berkelanjutan dan tidak bergantung pada bantuan pemerintah.
"Kampus memiliki desa binaan, lembaga pengabdian masyarakat, dan sumber daya intelektual. Sinergi ini bisa diwujudkan dalam program-program pemberdayaan yang konkret, agar masyarakat tidak bergantung terus-menerus pada bantuan sosial," terangnya.
Pemerintah, kata dia, telah menetapkan target nasional penghapusan kemiskinan ekstrem pada 2026 dan penurunan angka kemiskinan secara umum hingga di bawah 5 persen pada 2029. Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian Sosial terus memperkuat kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan institusi akademik.
Sementara itu, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fatah Sulaiman menyatakan siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam agenda pembangunan sosial yang inklusif.
"Kami siap berkolaborasi dengan Kementerian Sosial. Saat ini kami telah membina desa literasi, desa mandiri energi, serta memanfaatkan teknologi panel surya untuk energi ramah lingkungan di kampus utama. Semua ini diarahkan untuk membentuk masyarakat yang mandiri dan berdaya," jelas Fatah.
Di sisi lain, Wakil Gubernur Banten, Achmad Dimyati Natakusumah mendukung sinergi antarlembaga sebagai langkah konkret percepatan pembangunan sosial.
"Pemerintah Provinsi Banten menyambut baik kolaborasi ini. Kami percaya bahwa sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci utama dalam mempercepat penurunan angka kemiskinan," ujarnya.
Senada, Wakil Wali Kota Serang, Agis Nur Aulia mengapresiasi keterlibatan langsung perguruan tinggi dalam program pemberdayaan masyarakat.
"Kami melihat peran kampus sangat strategis dalam membangun kapasitas masyarakat. Kolaborasi ini harus menjadi gerakan bersama yang berkelanjutan," ungkapnya.
Simak juga Video: Uskup Agung Jakarta: Bansos Sering Kali Mematikan Pemberdayaan Masyarakat