Analisis BMKG Soal Gempa M 7,7 Myanmar Bikin Ambruk Gedung di Thailand

Analisis BMKG Soal Gempa M 7,7 Myanmar Bikin Ambruk Gedung di Thailand

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Sabtu, 29 Mar 2025 13:56 WIB
Rescue personnel work at the site of a building that collapsed, following a strong earthquake, in Bangkok, Thailand, March 29, 2025. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Tim Penyelamat mencari korban gedung runtuh imbas gempa di Thailand (REUTERS/Chalinee Thirasupa)
Jakarta -

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 di Myanmar getarannya sampai Thailand dan China. Bahkan bangunan 30 lantai di Bangkok ikut ambruk akibat getaran. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan analisis terkait bencana ini.

Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan bencana ini merupakan fenomena Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period), yakni fenomena gelombang gempa yang direspons oleh tanah lunak.

"Mengapa Bangkok bisa rusak akibat gempa Myanmar? Fenomena ini disebut efek Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period), di mana gelombang gempa yang sumbernya jauh direspons tanah lunak," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (29/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tanah di Bangkok merespons gempa di Myanmar. Kemudian hal ini membentuk resonansi yang berdampak pada gedung-gedung tinggi.

"Tanah lunak tebal di Bangkok merespons gempa jauh membentuk resonansi mengancam gedung-gedung tinggi," tuturnya.

Dia memberikan contoh serupa pada 1985, yakni saat terjadi gempa dahsyat di subduksi Cocos M 8,1 di pantai Michoacan, salah satu negara bagian Meksiko.

"Meski jarak pusat gempa ke Meksiko City sejauh 350 km, kerusakan hebat terjadi di Mexico City, sebagian besar 9.500 korban meninggal terjadi di Mexico City yang dibangun dari rawa yang direklamasi," jelasnya.

Dia mengatakan tanah lunak ini begitu rentan. Menurutnya, akan menjadi berbahaya jika gempa begitu kuat.

"Dari berbagai penelitian reclaimed land adalah unconsolidated material yang sangat berbahaya jika terjadi gempa kuat," katanya.

Lebih lanjut, dia menduga bangunan di Bangkok ambruk karena efek direktivitas. Adapun efek ini merupakan efek yang terjadi ketiga energi gempa terfokus di satu arah.

"Kemungkinan kedua rusaknya bangunan di Bangkok disebabkan oleh efek direktivitas yaitu efek yang terjadi ketika energi gempa terfokus dalam satu arah. Efek ini dapat terjadi pada gempa bumi. Semakin tinggi direktivitas, semakin terkonsentrasi energi dalam satu arah," lanjutnya.

Sebelumnya, gempa dangkal bermagnitudo 7,7 melanda barat laut Kota Sagaing di Myanmar tengah pada Jumat (28/3). Gempa menyebabkan kerusakan besar di sebagian besar wilayah negara itu. Gempa ini menelan korban tewas mencapai 600 orang lebih.

Selain itu, getaran gempa dirasakan hingga negara tetangga seperti Thailand dan China. Bangunan setinggi 30 lantai di Bangkok ambruk akibat getaran gempa ini.

Gedung pencakar langit yang sedang dalam proses pembangunan di Bangkok, Thailand, ambruk. Sebanyak 43 pekerja dilaporkan terjebak di dalam reruntuhan gedung setinggi 30 lantai tersebut.

AFP dan CNN melaporkan gedung tersebut terletak di kawasan Chatuchak Park, utara Bangkok. Gedung setengah jadi itu hancur menjadi puing-puing dan balok logam ringsek parah.

Gedung itu ambruk dalam hitungan detik setelah guncangan gempa terasa. Otoritas darurat Thailand menyebut ada 50 orang di dalam gedung.

(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads