Memburu Kucing Liar di RS dr Soetomo Surabaya

Memburu Kucing Liar di RS dr Soetomo Surabaya

- detikNews
Sabtu, 19 Mei 2007 14:58 WIB
Surabaya - Kebanjiran pasien, bagi RSU dr Soetomo sudah biasa. Tapi, kalau kebanjiran kucing liar, pihak RSU dr Soetomo benar-benar dibuat pusing. Saat ini, perburuan terhadap kucing liar digencarkan. Targetnya, hingga 16 Juni 2007 nanti, 100 ekor kucing liar bisa ditangkap. Populasi kucing liar di RSU dr Soetomo memang terus meningkat dari waktu ke waktu. Karena itu, RSU dr Soetomo bekerja sama dengan Dinas Peternakan Jatim memburu kucing-kucing liar itu. RSU menunjuk bagian sanitasi lingkungan sebagai pelaksana perburuan kucing ini. "Tidak ada target khusus tiap hari harus dapat berapa kucing. Pokoknya, kalau ketemu langsung ditangkap," kata staf instalasi sanitasi lingkungan RSU dr Soetomo M Syaifudin kepada detikcom, Sabtu (19/5/2007).Untuk menangkap kucing liar, lanjut dia, bukan hal yang mudah. Paling tidak, butuh empat orang untuk menangkap satu kucing liar. Dua orang membawa jaring penangkap, dua lainnya bertugas menggiring. "Setelah kucing tertangkap, baru ditempatkan di kandang untuk sementara waktu sebelum dibawa ke klinik hewan Dinas Peternakan Jatim," jelas dia. Hingga saat ini, Instalasi Sanitasi Lingkungan RSU telah menangkap 55 ekor kucing. Ketua Forum Pers RSU dr Soetomo dr Urip Murtedjo SpB-KL mengatakan banyak kucing liar yang membawa virus toksoplasma. Virus yang ditularkan melalui bulu binatang ini sangat berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Bila tertular, janin yang hidup di rahim bisa mati atau cacat. Dan bila sudah terkena virus tersebut, rahim si ibu harus dibersihkan, agar tidak membuat janin berikutnya cacat atau mati lagi.Virus ini juga bisa menular melalui binatang lain yang berbulu, seperti burung atau kelinci. "Kami tidak mau, pasien yang dirawat di RSU dr Soetomo terkena toksoplasma karena kucing liar," jelas dia. Tak hanya itu, kucing liar juga membuat ruang rawat inap menjadi tidak steril, karena selalu membuang kotoran di sembarang tempat. Hal ini yang membuat pasien tidak nyaman berada di rumah sakit. Langkah selanjutnya, kucing-kucing liar akan dikebiri. "Dengan cara ini, kucing-kucing liar itu tidak bisa beranak dan terpotonglah salah satu jalur penularan virus toksoplasma," Kepala Dinas Peternakan Jatim Sigit Hanggono. Kucing-kucing yang sudah dikebiri akan diberi tanda kalung. Setelah sembuh (kurang lebih lima hari setelah dikebiri), kucing itu bisa dilepas kembali. Atau, kucing juga bisa diserahkan ke masyarakat yang berminat. (fat/asy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads