Menag: Koruptor Nerakanya Lebih Jahanam Dibanding Pencurian Biasa

Menag: Koruptor Nerakanya Lebih Jahanam Dibanding Pencurian Biasa

Adrial akbar - detikNews
Rabu, 12 Mar 2025 11:26 WIB
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar saat jadi pembicara dalam acara talk show di gedung ACLC KPK, Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Menag Nasaruddin Umar saat menjadi pembicara di gelar wicara KPK. (Adrial Akbar/detikcom)
Jakarta -

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan tindakan korupsi merupakan kejahatan kemanusiaan. Menag Nasaruddin mengatakan koruptor nerakanya lebih jahanam dibandingkan pencurian biasa.

Hal itu dikatakan Nasaruddin saat jadi pembicara dalam gelar wicara di gedung ACLC KPK, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Nasaruddin menjelaskan penolakan terhadap tindakan korupsi harus terus digaungkan, termasuk dari rumah ibadah.

"Perlu digaungkan kembali melalui bahasa agama, agama apa pun, rumah ibadah apa pun, rumah ibadah yang sering kita kunjungi, kita pasang spanduk di situ, bagaimana mendramatisasi bahwa orang yang korupsi itu melakukan kejahatan kemanusiaan," kata Nasaruddin dalam acara yang bertajuk 'Membangun Integritas Bangsa melalui Peran Serta Masyarakat Keagamaan'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasaruddin mengatakan pencurian biasa bersifat individu, maka hanya merugikan satu orang. Tapi menurutnya berbeda dengan korupsi, merugikan banyak orang.

"Seperti dikatakan tadi, kalau korupsi individu, ngambil motornya orang, ya satu orang itu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Imam Besar Masjid Istiqlal itu mencontohkan korupsi uang pajak masyarakat. Dalam pandangan Imam Ghazali, menurut Nasaruddin, tobat pencuri harus mengembalikan semua yang telah diambilnya, berbeda dengan tindak koruptor.

"Tobatnya orang itu kan, kalau kata Imam Ghazali, itu salah satu persyaratan tobat itu kembalikan barang-barang orang yang pernah kita ambil. Kalau 280 juta umat Indonesia ini pembayar pajak, apa kita mungkin kembalikan satu per satu, uang rakyat itu kan. Nggak mungkin," kata dia.

"Jadi akibatnya apa, nerakanya lebih jahanam daripada pencurian biasa," tambahnya.

Lebih lanjut Nasaruddin juga menyinggung soal hukuman mati bagi koruptor. Nasaruddin menilai hukuman mati bukan sekadar mencabut nyawa, tapi juga bisa mematikan harga diri koruptor.

"Tapi itu mati itu bisa juga berarti mematikan harga dirinya, mematikan kesempatan kerjanya, mematikan gairah hidupnya, mematikan status sosialnya, mematikan martabatnya, mematikan semuanya," imbuhnya.

Simak juga Video: Wamendagri Sebut Prabowo Geram Terhadap Koruptor, Minta Dihukum Berat

(ial/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads