Terkuak Pelanggaran 33 Tempat di Puncak Bogor Usai Banjir Besar Jabodetabek

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 07 Mar 2025 21:06 WIB
Hibisc Fantasy Puncak Bogor dibongkar. (Antara Foto)
Jakarta -

Sebanyak 33 tempat wisata dan bangunan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, disegel. Kementerian Lingkungan Hidup (LH) mengungkap pelanggarannya.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian LH bersama Pemprov Jawa Barat menertibkan bangunan di kawasan wisata Puncak, Bogor. Pembongkaran dilakukan seusai banjir besar di Jabodetabek pada 2 Maret 2025.

Menko Pangan Zulkifli Hasan memimpin penyegelan empat lokasi wisata dan bangunan yang melanggar aturan lingkungan di Puncak, Bogor. Penyegelan dilakukan bersama Menteri LH Hanif Faisol, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, hingga Bupati Bogor Rudy Susmanto.

Empat lokasi yang disegel di antaranya lokasi wisata Hibisc Fantasy di Jalan Raya Puncak, Kecamatan Cisarua, lokasi wisata Eiger Adventure di Megamendung, pabrik teh di dekat Telaga Saat atau titik nol Sungai Ciliwung, dan pabrik teh di kawasan agrowisata Gunung Mas.

"Hasil verifikasi lapangan kita, berawal dari kita verifikasi PTP (PT Perkebunan). Dari PTP itu terlihat bahwa ada 33 tenant dari 18 KSO (Kerja Sama Operasional). Kemudian, di sana terlihat adanya ketidaksesuaian dokumen, yang semula ada 16 hektare, tetapi fakta di lapangan ada 35 hektare. Sehingga kita lihat ada pelanggaran dokumen lingkungan tentunya," kata Deputi Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian LH Rizal Irawan kepada wartawan, Kamis (6/3/2025).

"Hari ini ada empat yang dipasangi plang (disegel), tetapi kita sudah siapkan plang pengawasan untuk 33 tenant itu. Hari ini kan baru empat ya, nanti sampai beberapa hari ke depan, sampai 33 titik akan kita pasang plang semua," imbuhnya.

Rizal menyampaikan, 33 lokasi itu melakukan pelanggaran dokumen lingkungan yang diajukan. Dia mencontohkan salah satu tempat wisata yang mengajukan agro wisata, tetapi di lapangan dibuat bangunan permanen.

"Contoh Jaswita itu, jadi wisata. Di dokumennya agrowisata, tetapi faktanya bangunan semua, tidak ada itu tanamannya. Jadi tidak sesuai antara KSO dengan fakta di lapangan, bahwa rata-rata pengajuannya agrowista tetapi faktanya adalah bangunan-bangunan," kata Rizal.




(idn/fas)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork