Sering Diganggu Teman Sekolah, Ben Depresi Seumur Hidup
Selasa, 15 Mei 2007 12:52 WIB
New South Wales - Ben Cox tak punya teman. Dia kemungkinan tak akan bisa berteman dengan siapa pun di masa mendatang atau pun menjalin hubungan cinta. Pada usia 18 tahun ini, kehidupan remajanya telah hancur. Kehidupannya saat dewasa nanti pun tak akan lebih baik.Ben tak akan pernah bisa bekerja. Depresi dan kecemasannya akan menjadi teman setianya sepanjang hidupnya. Hakim Pengadilan Tinggi New South Wales, Australia, Carolyn Simpson menyatakan, semua itu disebabkan karena semasa kanak-kanak, Ben kerap mengalami gangguan oleh teman-teman sekolahnya. Karena itu hakim memutuskan, Ben berhak mendapatkan kompensasi berupa tunjangan seumur hidup dan dana pensiun. Ini diyakini sebagai ganti rugi terbesar di New South Wales yang harus dibayarkan pihak sekolah kepada korban gangguan di sekolah. Tim kuasa hukum Ben memperkirakan, remaja laki-laki itu akan menerima total uang sekitar US$ 1 juta atau sekitar Rp 8,85 miliar. Demikian seperti diberitakan News.com.au, Selasa (15/5/2007).Hakim Simpson menyatakan, otoritas telah gagal melindungi Ben saat masih duduk di bangku TK dan kelas 1 SD Umum Woodberry Public. Otoritas dianggap gagal melindungi Ben dari penyerangan, gangguan dan pelecehan berulang kali oleh teman-teman sekolahnya yang lebih tua.Pada salah satu serangan itu, Ben pernah dicekik hingga pingsan. Giginya juga pernah copot karena diserang siswa lain. Ibunya, Angela Cox, malah diabaikan ketika menghubungi Departemen Pendidikan New South Wales dan mengadukan pihak sekolah yang tidak melakukan apa pun untuk menghentikan serangan-serangan itu. Seorang pejabat departemen kala itu malah berujar pada Angela bahwa "gangguan akan membentuk karakter, jadi justru baik jika Ben diganggu".Sejak gangguan-gangguan oleh teman sekolah itu, Ben telah dibawa menemui dokter anak, psikiater dan konselor. Remaja Australia itu diagnosa menderita depresi dan kecemasan serta gangguan stres pascatrauma. Dia sempat dipindahkan ke SD Black Hill namun kemudian dia total tak mau bersekolah lagi. Sehari-hari dia hanya tinggal di rumah bersama ibunya yang juga mengalami depresi. Ben hanya menghabiskan waktunya di tempat tidur dengan bermain PlayStation.Departemen Pendidikan New South Wales tidak terima dengan putusan hakim ini. Mereka tengah melakukan persiapan untuk mengajukan banding. Pihak departemen berdalih, kondisi kejiwaan dan emosi ibu Ben sendiri punya andil atas kondisi remaja tersebut.
(ita/nrl)











































