Matori Abdul Djalil, Politisi Penurut yang Teguh Prinsip
Minggu, 13 Mei 2007 00:10 WIB

Jakarta - Sosok Matori Abdul Djalil dalam kancah perpolitikan Indonesia memang tidak bisa dilepaskan. Dia merupakan salah seorang tokoh sentral di awal era reformasi.Dikutip dari situs tokohindonesia.com, Minggu (13/5/2007) karakter Matori digambarkan sebagai seorang politisi yang 'penurut' tapi teguh dalam prinsip. Dia tergolong politisi yang licin, akomodatif dan tenang tapi kadang-kala meledak.Pria yang lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 11 Juli 1942 itu menapaki jalur politiknya dari bawah. Setelah menjadi Wakil Ketua DPRD II Salatiga (1968-1971) Matori kemudian menjadi Wakil Ketua DPRD Semarang (1971-1977). Setelah itu dia naik menjadi anggota DPRD I Jawa Tengah (1977-1987). Dan menembus Senayan sebagai anggota DPR dari Fraksi PPP (1987-1992 dan 1992-1997). Di legislatif dia karirnya diakhiri sebagai Wakil Ketua MPR (1999-2001).Setelah itu Matori ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan di era Presiden megawati (2001-2004).Matori kecil suka terlibat dalam organisasi dan mempunyai kepedulian kepada kepentingan masyarakat. Awalnya ia bercita-cita menjadi tentara. Tetapi karena ia buta warna, ia tidak berani mendaftar jadi tentara. Akhirnya ia memilih terlibat dalam lembaga kemasiswaaan hingga partai politik, sebagai tempat pengabdian.Tindakannya yang paling banyak dikenang adalah pembangkangannya terhadap Gus Dur ketika semua anggota FKB DPR dilarang datang ke Gedung DPR untuk menghadiri Sidang Istimewa yang memberhentikan Gus Dur dari kursi presiden.Matori benar-benar mengambil sikap berlawanan dengan kehendak Gus Dur. Ia dengan gagah tampil pada prinsip yang diyakininya. Ia tidak menghiraukan larangan itu. Ia pun menghadiri Sidang Istimewa itu. Gus Dur pun berang. Dan selaku Ketua Dewan Syuro PKB, Gus Dur memecat Matori dari jabatan Ketua Umum PKB.PKB pun pecah karena Matori menanggap pemecatan itu tidak sah. Kubu Matori mengusung PKB Batutulis sedangkan kubu Gus Dur mengusung PKB Kuningan dengan Ketua Umumnya Alwi Shihab.Di pengadilan PKB Matori dinyatakan tidak sah. Bapak 8 anak, suami dari Sri Indarini itu kemudian membentuk Partai Kejayaan Demokrasi (PKD) pada 2001. Ketika menjabat sebagai Menhan Matori mengalami stroke. Hingga akhir hayatnya Matori berjuang melawan berbagai penyakit pascastroke yang dideritanya.Selamat jalan Pak Matori.
(bal/bal)