HUT Ke-52, KSPSI Minta Buruh Dipandang sebagai Aset Penting di Industri

HUT Ke-52, KSPSI Minta Buruh Dipandang sebagai Aset Penting di Industri

Taufiq Syarifudin - detikNews
Kamis, 27 Feb 2025 15:13 WIB
KSPSI Mendesak Pemerintah Tidak Mencabut Bahasa Indonesia untuk Tenaga Asing
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Yorrys Raweyai melakukan pertemuan dengan seluruh pengurus KSPSI di Hotel Puri Bali, Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2015). Pertemuan tersebut membahas banyaknya PHK dan meminta pemerintah tidak mencabut peraturan ketenagakerjaan asing berbahasa Indonesia.
Foto: Lamhot Aritonang/detikcom
Jakarta -

Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar perayaan HUT ke-52 di Indonesia Arena, Kompleks GBK, Jakarta Pusat. Mereka meminta perusahaan memandang buruh sebagai aset.

Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat mengatakan agenda HUT ini sebagai syukuran kedua. Dalam syukuran pertama, mereka membangun solidaritas besar dengan berbagai konfederasi-konfederasi buruh lain.

"(Kami) mempunyai satu visi yang sama tentang buruh harus dipandang sebagai aset dan buruh adalah sesuatu yang penting dalam pembangunan industri. Kita juga karenanya mendorong supaya industri bertumbuh," kata Jumhur kepada wartawan sebelum agenda HUT di Indonesia Arena, Kamis (27/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

HUT ke-52 KSPSI kali bertema 'Sejahterahlah Buruhku, Bangkitlah Industriku, dan Jayalah Negeriku'. Jumhur mengatakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dianggap pro kepada industri.

Jumhur berpandangan, pro kepada industri itu jangan hanya dilihat bagaimana membangun industri semata-mata. Tetapi, menurutnya, yang terpenting adalah meningkatkan daya beli masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Karena tidak ada gunanya kita bangun pabrik, bangun industri, kalau tidak ada daya beli. Nah, daya beli di kita itu sekarang dibangun lewat pedesaan, UMKM yang kemarin misalnya soal harga gabah. Pak Prabowo galak itu pokoknya tidak boleh orang main-main dengan harga gabah, harus dibeli dengan apa yang diputuskan," ujarnya.

"Nanti nilai tukar petani akan muncul. Petani akan punya uang, dia akan bisa beli produk-produk perburuhan," sambungnya.

Selanjutnya, dia menyoroti impor-impor ilegal di industri tekstil hingga elektronik yang masif di Indonesia. Menurut dia, hal itu memukul pengusaha lokal dan buruh.

"Dari situlah kita kemudian ter-PHK kalau misalnya pasarnya tidak ada. Nah, ini Indonesia tidak boleh lagi atau penegakan hukum dalam impor ilegal harus betul-betul kuat," tegasnya.

Selanjutnya, Jumhur menuturkan Presiden Prabowo batal hadir dalam acara HUT ke-52 KSPSI. Sebab, ada perubahan jadwal dari 23 Februari menjadi 27 Februari.

Meski begitu, dia tak keberatan. Sebab, dia menilai hal terpenting adalah pemikiran Prabowo yang pro terhadap industri dan buruh.

"Saya menganggap dengan Presiden Republik Indonesia yang sekarang, ada pertemuan pikiran antara buruh-gerakan buruh dengan Presiden," ucap dia.

"Buat apa kita ketemu Presiden berkali-kali, tapi kebijakannya merugikan kita? Apa gunanya? Emang penting ketemu Presiden kalau kebijakannya memang hancurkan kita? Lebih baik nggak usah ketemu, tapi meeting of mind-nya ada, kebijakannya sama dengan kita. Kita gitu kan, kita hidup dengan substansi," sambungnya.

Dalam kesempatan kali ini, HUT ke-52 KSPSI dihadiri oleh Menaker Yassierli dan Wamenaker Immanuel Ebenezer. Mereka disambut langsung oleh Jumhur saat tiba di lokasi.

Simak Video 'Buruh: Pemerintah Sekarang Pro Industri, yang Sebelumnya Doyan Impor':

(azh/azh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads