Cerita Sunardi Datang dari Cikande demi Jajakan Jasa Doa di TPU Karet Bivak

Cerita Sunardi Datang dari Cikande demi Jajakan Jasa Doa di TPU Karet Bivak

Maulani Mulianingsih - detikNews
Sabtu, 22 Feb 2025 13:48 WIB
Jauh-jauh dari Cikande, Sunardi yang sehari-hari jadi buruh panggul alih profesi buka jasa doa kubur menjelang puasa dan saat lebaran di TPU Karet Bivak. Foto: Mauliani/detikcom
Jauh-jauh dari Cikande, Sunardi, yang sehari-hari jadi buruh panggul, alih profesi buka jasa doa kubur menjelang puasa dan saat Lebaran di TPU Karet Bivak. (Mauliani/detikcom)
Jakarta -

Ziarah kubur atau mengunjungi makam keluarga menjadi tradisi jelang puasa Ramadan. Tempat pemakaman umum (TPU) yang biasanya sepi, mendadak jadi ramai didatangi peziarah.

Momentum tersebut tidak ingin dilewatkan oleh Sunardi (55). Jauh-jauh dari Cikande, Serang, Banten, Sunardi yang sehari-hari jadi buruh panggul alih profesi buka jasa doa kubur menjelang puasa dan saat lebaran di TPU Karet Bivak, Jakarta.

"Memang banyak pendatang dari sini. Jadi banyak dari Bogor, dari Pandeglang, dari Banten (jadi jasa doa kubur). Musiman doang gitu ya, mau puasa, kalau nanti, habis lebaran gitu," kata Sunardi saat ditemui di TPU Karet Bivak, Sabtu (22/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menggunakan baju koko, sarung, peci serta serban yang digantungkan di lehernya, ia menawarkan jasanya ke peziarah. Ia mengatakan sudah berada di TPU Karet Bivak sejak nisfu Syaban.

Sunardi juga mengatakan tidak ada permintaan khusus dari peziarah terkait dengan doa-doa yang dibacakan. Biasanya ia membaca doa tawasul ziarah kubur.

ADVERTISEMENT

"Nggak ada, nggak ada, nggak ada. Yang penting istilahnya untuk shohibul bait saja, untuk ahli kubur saja gitu. Nggak ada khusus," kata Sunardi.

"Nggak ada permintaan harus apa-apa. Paling begini, karena ada tahlil biasa atau Yasin. Mau Yasin atau tahlil biasa? Tahlil biasa aja doang aja-lah atau baca Yasin gitu. Jadi hanya gitu doang permintaan-permintaan shohibul hajat (peziarah) itu. Nggak ada yang lain," sambungnya.

Sunardi mengatakan tidak mematok harga atas jasa doa kubur yang diberikan. Ia mengatakan peziarah bisa memberikan imbalan seikhlasnya.

"Ya kalau istilahnya balasan ya seikhlasnya gitu, ada yang kecil, ada yang gede, namanya orang, gitu kan. Nggak semua rata gitu," kata Sunardi.

Salah satu peziarah yang menggunakan jasa doa kubur mengatakan terbantu oleh jasa doa kubur. Ia mengatakan dirinya tidak ahli membaca doa sehingga membutuhkan jasa doa kubur untuk memimpin doa.

"Ya kita kan nggak ahli doa ya, kalau ada yang tahu doa-doanya, terus mimpin, kan jadi lebih enak, terus mungkin kita kan bacaannya nggak jelas, nggak, apa istilahnya, kurang fasih bacaannya gitulah," ujar Nisa (37).

Berbeda dengan Nisa, peziarah lainnya, Wulan (60) memilih tak menggunakan jasa doa kubur lantaran bisa membaca sendiri doa-doanya. Ia mengatakan bisa membuka buku Yasin apabila tidak hafal doanya.

"Sendiri ajalah, ngapain pakai gitu-gitu. Doanya juga sama saja sama yang kita baca. Kalau nggak hafal, buka Yasin," ujar Wulan (60).

Tonton juga Video: Cerita Cecep, 13 Tahun Jadi Pembaca Doa di TPU Karet Bivak

(taa/taa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads