Ulasan CSIS soal Pilkada 2024: Petahana Bukan Jaminan Menang

Ulasan CSIS soal Pilkada 2024: Petahana Bukan Jaminan Menang

Maulana Ilhami Fawdi - detikNews
Rabu, 19 Feb 2025 14:00 WIB
Konferensi pers penelitian CSIS soal Pilkada 2024. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
Pembahasan CSIS soal Pilkada 2024 pada 19 Februari 2025. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
Jakarta -

Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyampaikan calon petahana di Pilkada 2024 tak memiliki jaminan untuk menang. Hasil studi CSIS memperlihatkan dari 21 gubernur petahana yang ikut Pilkada 2024, sebanyak 11 calon petahana mengalami kekalahan.

Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan petahana bukan jaminan untuk memenangi Pilkada 2024. Dia mengatakan banyak faktor yang menentukan seseorang dapat memenangkan Pilkada 2024.

"Kita menemukan bahwa status petahana atau incumbent itu ternyata belum berpengaruh pada terpilih atau tidak terpilihnya seseorang dalam Pilkada lalu, dari 37 provinsi yang dilaksanakan Pilkada itu, sejumlah incumbent yang juga berasal dari partai besar mengalami kekalahan," kata Arya di kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arya mencontohkan sejumlah daerah di mana gubernur petahana ikut Pilkada 2024, tetapi mengalami kekalahan. Seperti Edy Rahmayadi di Sumatera Utara, Erzaldi Rosman Djohan di Bangka Belitung, hingga Steven Kandouw di Sulawesi Utara.

"Misalnya itu terjadi di Sumatera Utara, incumbent-nya kalah, juga di Bangka Belitung, Sulawesi Utara, yang juga basis PDI Perjuangan, dan beberapa provinsi besar di Indonesia, jadi status incumbent belum tentu akan mempengaruhi kemenangan seseorang," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia juga mencontohkan kekalahan calon yang didukung oleh dinasti politik lokal atau local strong man seperti yang terjadi di Pilkada Banten, saat Cagub Andra Soni mengalahkan Airin Rachmi Diany.

"Pak Andra Soni juga berhasil mengalahkan satu strong man besar, dinasti politik besar di Banten dan berhasil tampil sebagai gubernur terpilih, jadi banyak faktor yang mempengaruhi terpilih tidak terpilihnya seseorang," ucapnya.

Pergeseran dominasi parpol

Arya juga menyampaikan pergeseran dominasi parpol pemenang di Pilkada dari PDI Perjuangan dan Golkar ke Partai Gerindra. Menurutnya, kemenangan calon yang diusung Partai Gerindra mencapai 29,73 persen dari total calon gubernur wakil gubernur yang berkontestasi di Pilkada 2024.

"Kita juga menemukan adanya pergeseran dominasi partai partai politik di Pilkada 2024 lalu, terutama yang bergeser dari PDI Perjuangan dan Golkar sekarang sebagian besar provinsi dan sebagian besar daerah-daerah di Indonesia itu bergeser ke Partai Gerindra, banyak calon Gerindra mengalami kemenangan dibandingkan calon calon yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Golkar," ucapnya.

Menurutnya, perubahan dominasi juga dipengaruhi oleh faktor Partai Gerindra sebagai partai penguasa karena Presiden RI Prabowo Subianto juga Ketua Umum Partai Gerindra. Dia mengatakan dominasi Partai Gerindra di daerah akan memudahkan eksekusi program pemerintah pusat.

"Jadi ada pergeseran di daerah, dan ini tentu dari sisi pemerintah akan memudahkan eksekusi program-program strategis di daerah," katanya.

Simak juga Video 'CSIS Khawatir Kabinet 'Gemuk' Picu Kompetisi Internal Antar Partai Koalisi':

(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads