.webp)
"Keterlibatan kampus dalam kebijakan ini penting karena rekomendasi yang disampaikan berbasis riset dan data yang ilmiah," ungkap Eddy dalam keterangannya, Selasa (18/2/2025).
Hal itu disampaikan Eddy di hadapan guru besar, dosen, dan civitas academica UGM dalam seminar bertema 'Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim'.
"Kebijakan yang berbasis data ilmiah atau data driven tentu akan lebih tepat sasaran memberi manfaat untuk mereka yang membutuhkan, khususnya kelompok miskin dan tidak mampu," lanjut Eddy.
Eddy menjelaskan, salah satu urgensi kebijakan berbasis data akurat adalah subsidi LPG 3kg yang saat ini masih banyak dinikmati oleh kalangan yang mampu.
"Mulai dari Cafe, Restoran, orang-orang kaya, hingga artis memakai gas LPG 3kg. Ini salah sasaran karena LPG 3kg seharusnya hanya digunakan oleh UMKM dan saudara-saudara kita yang tidak mampu," ucap Doktor Ilmu Politik UI tersebut.
"Saat ini pemerintah terus berupaya membenahi subsidi ini dan karena itu MPR mendorong keterlibatan kampus dalam memastikan subsidi ini tepat sasaran dengan berbasis data ilmiah," lanjutnya.
Waketum PAN ini juga mendorong kampus untuk berperan lebih banyak dalam kebijakan transisi menuju energi terbarukan.
"Penting agar inovasi-inovasi bidang energi terbarukan yang dihasilkan kampus diperluas skalanya menjadi level kebijakan," tuturnya.
"Indonesia saat ini memiliki ketahanan energi yang relatif mapan, meski belum mandiri. Karena itu yang perlu dilakukan adalah meningkatkan penggunaan energi terbarukan di satu sisi dan di sisi lain berupaya menurunkan penggunaan energi fosil tanpa harus mengorbankan ketahanan energi kita," tutup Anggota DPR RI Dapil Kota Bogor dan Cianjur ini.
Simak juga Video 'Pakar UGM: Putusan MK Sudah Pas, Herannya Masih Ada yang Coba Siasati':
(ega/ega)
