Kata Istana soal Ramai #KaburAjaDulu

Detik Pagi

Kata Istana soal Ramai #KaburAjaDulu

Trypama Randra - detikNews
Selasa, 18 Feb 2025 07:58 WIB
Jakarta -

Tagar #KaburAjaDulu belakangan ini ramai di media sosial (medsos). Tagar itu berisi ajakan untuk meninggalkan Indonesia.

Istana pun merespons tagar #KaburAjaDulu. Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi mengingatkan bahwa merantau harus taat dan memiliki skill atau keahlian.

"Kalau mau merantau, itu bagus lho. Kalau mau merantau. Tapi ingat, kalau mau merantau ke luar negeri, ingat, harus punya skill," kata Hasan kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasan mengatakan keterbatasan keahlian akan berdampak tidak memiliki pekerjaan yang baik di luar negeri. Ia pun mengingatkan soal pentingnya taat prosedur saat merantau.

"Karena kalau nggak punya skill nanti nggak bisa punya pekerjaan baik di luar negeri. Yang kedua, harus taat prosedur. Supaya apa, tidak jadi pendatang haram. Kalau orang mau merantau, nggak boleh dilarang," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Menaker Yassierli melihat tagar itu bukan kabur dalam arti sebenarnya, melainkan pergi ke luar negeri karena melihat peluang kerja.

"Jadi semangatnya bukan kabur sebenarnya, jadi kalau memang ingin untuk meningkatkan skill dan ada peluang kerja di luar negeri. Kemudian, kembali ke Indonesia bisa membangun negeri ya tidak masalah," kata Yassierli kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2025).

Sebelumnya, tagar #KaburAjaDulu tengah ramai di medsos hingga menjadi trending topic. Tagar ini digunakan banyak warganet, terutama anak muda, guna menyuarakan keinginan mereka untuk meninggalkan Tanah Air.

Dilansir dari detikInet, #KaburAjaDulu adalah ekspresi digital untuk meninggalkan Indonesia sementara waktu atau bahkan secara permanen. Fenomena ini viral karena banyak anak muda yang merasa tidak memiliki harapan dan masa depan yang cerah di Indonesia.

Mereka merasa lelah dengan berbagai masalah yang seakan-akan tidak berujung. Ditambah lagi, adanya kemudahan akses informasi untuk bekerja atau belajar di luar negeri makin mendorong keinginan mereka untuk 'kabur'.

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa #KaburAjaDulu menjadi tren:

Ketidakpuasan Ekonomi
Banyak netizen mengeluhkan peluang kerja di Indonesia makin terbatas, gaji tidak sebanding dengan biaya hidup yang meningkat, dan kurangnya inovasi serta keadilan dalam distribusi ekonomi.

Masalah Politik dan Sosial
Korupsi, ketidakadilan, dan diskriminasi masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Hal ini membuat banyak orang merasa tidak percaya lagi kepada pemerintah dan sistem yang ada.

Kualitas Hidup
Ada persepsi kualitas hidup di Indonesia makin menurun. Ini termasuk dalam hal pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang tidak lagi memenuhi harapan atau kebutuhan masyarakat.

Saksikan pembahasan lengkapnya hanya di program detikPagi edisi Selasa (18/2/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube, dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"

(vrs/vrs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads