.webp)
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menjelaskan kementeriannya terkena efisiensi anggaran sekitar Rp 12 triliun saat rapat bersama Komisi VIII DPR RI. Menag menyebut kementeriannya jadi salah satu yang paling banyak potongannya.
"Jadi (efisiensi) lebih dari Rp 12 triliun. Mungkin salah satu kementerian yang paling banyak potongannya," kata Nasaruddin dalam paparannya saat rapat tersebut, Kamis (13/2/2025).
Dirincikan Menag, berdasarkan efisiensi unit eselon 1, rupiah murni Kemenag Rp 8,8 triliun, penerimaan pajak bukan pajak Rp 866 miliar, badan layanan umum Rp 1,7 triliun, dan surat berharga syariah Rp 816 miliar. Dengan demikian, totalnya adalah Rp 12.319.556.767.000 atau Rp 12 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun pagu anggaran Kemenag usai efisiensi sebesar Rp 66.232.602.397.000. Dari sebelumnya pagu anggaran mencapai Rp 78.552.159.164.000.
"APBN tahun 2025 Kemenag berdasarkan unit eselon 1 bisa kita lihat di dalam lampiran bahwa rupiah murni kita itu Rp 8.892.777.992.000. Penerimaan pajak bukan pajak PNBP Rp 866.425.185.000, badan layanan umum BLU-nya Rp 1.744.126.244.000. Surat berharga syariah negara (SBSN) Rp 816.227.346.000," kata dia.
"Dengan demikian Rp 12.319.556.767.000," tambahnya.
Diketahui, Prabowo meminta kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah mengurangi kegiatan seremonial hingga perjalanan dinas. Arahan Prabowo itu tertuang dalam Inpres Nomor 1 Tahun 2025 yang diteken pada 22 Januari 2025. Ada tujuh poin instruksi Prabowo dalam rangka efisiensi anggaran itu.
Pada salah satu poin, Prabowo menginstruksikan adanya efisiensi anggaran belanja negara tahun 2025 sebesar Rp 306 triliun. Anggaran itu terdiri atas anggaran belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 256,1 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 50,5 triliun.
Simak juga Video 'Kemendiktisaintek Ungkap Efisiensi Anggaran Berdampak pada Kenaikan UKT':
(ial/maa)
