Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan rekonstruksi anggaran pihaknya setelah efisiensi. Ia menyebutkan BMKG tetap mempertahankan anggaran untuk pengelolaan gempa bumi dan tsunami senilai Rp 41,9 miliar.
Hal itu disampaikan Dwikorita dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2025). Dwikorita mengatakan pagu anggaran BMKG untuk 2025 semula Rp 2,8 triliun.
"DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran) BMKG tahun 2025, dapat dilihat pada tabel di layar, yaitu DIPA BMKG adalah Rp 2,826.897.302.000 triliun," ujar Dwikorita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan BMKG terkena efisiensi sebesar Rp 1,42 triliun. Oleh sebab itu, anggaran yang digunakan oleh pihaknya sejumlah Rp 1.403.500.302.000.
"Kemudian, terkena pemotongan sebesar kurang lebih Rp 1.423.397.000.000 triliun sehingga pagu setelah pemotongan Rp 1.403.500.302.000," ujar Dwikorita.
"Pagu setelah pemotongan kami bagi menjadi dua, yaitu untuk belanja pegawai Rp 847.243.319.000 dan anggaran yang tersisa untuk operasional sebesar Rp 556.256.983.000," sambungnya.
Adapun pihaknya mengalokasikan anggaran senilai Rp 372 miliar untuk program meteorologi, klimatologi, dan geofisika (MKG). Ada 14 kegiatan dalam program MKG ini.
"Untuk program MKG yaitu program operasional layanan publik dari Rp 372 miliar tersebut, kita rinci menjadi 14 kegiatan yang tertera pada layar. Yang terbesar adalah untuk pengelolaan database BMKG serta untuk pengelolaan jaringan komunikasi," kata Dwikorita.
Adapun kegiatan pengolahan gempa bumi dan tsunami anggarannya tetap berada di angka Rp 41,9 miliar. Pihaknya juga menyediakan kegiatan sekolah lapang.
"Di sini poin pengelolaan gempa bumi dan tsunami yang Rp 41,9 miliar, di situ tetap dipertahankan, termasuk kegiatan sekolah lapang gempa bumi. Kemudian, layanan informasi iklim terapan yang Rp 70 juta di situ termasuk kegiatan sekolah lapang," katanya.
"Kemudian, juga yang poin nomor 6 dan 7, di situ juga termasuk kegiatan sekolah lapang cuaca nelayan dan juga sekolah lapang meteorologi penerbangan. Jadi kegiatan sekolah lapang ini tetap kami pertahankan," imbuhnya.
Simak Video: Strategi BMKG Maksimalkan Layanan di Tengah Pemotongan Anggaran 50%
(dwr/azh)