PBB Tutup Mata Atas Pelacuran di Timor Leste
Senin, 07 Mei 2007 10:14 WIB
Dili - Sejumlah pelacur remaja berkumpul di depan sebuah hotel di Dili, Timor Leste. Kemudian beberapa kendaraan milik PBB datang menghampiri mereka untuk menjemput dan membawa pergi perempuan-perempuan Timor itu.Pemandangan seperti itu sering dijumpai di malam hari. Dan hal ini menjijikkan. Demikian diungkapkan seorang warga Australia yang bekerja sebagai mekanik di Dili. "Itu menjijikkan. Orang-orang yang seharusnya datang ke sini untuk membantu warga Timor malah menyalahgunakan gadis-gadis miskin itu," kata pria yang kerap datang ke bar di hotel tersebut untuk minum-minum. Menurutnya, pemandangan seperti itu dilihatnya setiap malam.Sumber-sumber mengatakan, beberapa dari total 2 ribu polisi dan staf sipil PBB yang datang dari 40 negara secara terang-terangan melanggar janji PBB untuk tidak mentolerir. Dengan kata lain, menerapkan kebijakan zero tolerance terhadap penyalahgunaan seks dan perbuatan salah di negeri bekas kedaulatan RI itu.Demikian diungkapkan beberapa sumber seperti diberitakan harian Australia, Sydney Morning Herald, Senin (7/5/2007).Para ekspatriat menuturkan, selusin rumah bordil baru-baru ini dibuka di Dili. Kendaraan-kendaraan dengan logo PBB bisa dilihat terparkir di kawasan tersebut hampir setiap malamnya. Seorang pegawai PBB yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, PBB "menutup mata" atas prostitusi tersebut."Apa yang disebut kebijakan zero tolerance itu termasuk prostitusi namun tidak ada hal yang dilakukan untuk menghentikan prostitusi itu," ujarnya.Perbuatan buruk lainnya yang kerap dilakukan pegawai PBB di Timor Leste adalah mengendarai kendaraan secara membahayakan. Kendaraan-kendaraan PBB terlibat dalam setidaknya 80 kecelakaan mobil sejak Maret lalu. Sebagian di antaranya merupakan insiden mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.Atul Khare, diplomat India yang memimpin kantor Misi Terpadu PBB di Timor Leste (UNMIT) mengatakan pada stafnya pekan lalu, bahwa dirinya "terkejut dan pusing" dengan tingkah laku para sopir PBB. "Kita tamu di negara ini dan kita ada di sini untuk menolong rakyat pulih dari trauma konflik, bukannya malah membuat mereka semakin trauma," tegasnya.Ketika Dewan Keamanan PBB membentuk UNMIT pada Agustus 2006 lalu, Sukehiro Hasegawa, yang saat itu merupakan petinggi PBB di Dili, berjanji akan memberantas tingkah laku buruk para personel PBB di Timor Leste. Namun tampaknya, hal itu masih sebatas janji belaka.
(ita/nrl)