Semangat Hermawan Buka Jasa Perahu Eret dari Subuh-Malam di Pesanggrahan

Semangat Hermawan Buka Jasa Perahu Eret dari Subuh-Malam di Pesanggrahan

Rumondang Naibaho - detikNews
Sabtu, 08 Feb 2025 17:44 WIB
Hermawan saat menarik perahu eretnya
Hermawan saat menarik perahu eretnya (Ondang/detikcom)
Jakarta -

Sebuah perahu sederhana bergoyang pelan di bentangan aliran Kali Pesanggrahan. Di titik itulah terdapat sebuah jasa penyeberangan antar-daratan yang melintasi aliran sungai.

Hermawan (29) duduk diam sejenak hingga akhirnya beranjak ke arah utasan tali perahu yang dibentang melintasi badan kali dan diikat pada kedua sisi kali. Rupanya dia melihat penumpang yang hendak menyeberang menggunakan jasa eretan yang dikemudikannya.

Dengan sigap, pria asal Brebes, Jawa Tengah, itu langsung memindahkan perahu eretannya ke arah seberang perahunya beradiam. Sehari-hari Wawan, sapaan akrabnya, bergantian dengan keponakannya, Endah (26).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upah jasa penyeberangan sebesar Rp 2.000 sekali jalan. Mayoritas penumpangnya adalah pelajar. Sebab, lokasi kali itu tepat berada di antara MTsN 13 Jakarta di Pesanggrahan dan SMPN 31 Jakarta di Peninggaran Barat.

"Kebanyakan di sini anak sekolah. Makanya, kalau dari penghasilan mah ya itu banyakan dari anak sekolah. Kalau liburan kan di sini sepi, paling satu-dua yang nyeberang," kata Wawan saat ditemui detikcom, Sabtu (8/2/2025).

ADVERTISEMENT

Dia menetapkan waktu operasional perahu kecil itu mulai Subuh hingga malam hari. Dia bahkan tinggal dan menghabiskan waktu di perahu berbahan kayu itu.

"(Operasinya) dari Subuh sampai malam. Kalau malam aslinya aturan di sini jam delapan tutup," ujarnya.

Wawan menceritakan mulanya menggeluti pekerjaan itu karena mengikuti sang ayah. Ayahnya telah puluhan tahun mencari nafkah melalui perah eret di lokasi itu.

"Adanya dari tahun 1987, dulu bapak saya sama pakde dari kampung yang mulai cek jalur air yang bisa dibikin 'getek', dapatlah di sini," cerita Wawan.

"Kalau ikut Bapak, dari kecil. Kalau mulai narik, dari mulai lulus sekolah tahun 2015. Tapi kalau nganggur aja. Kalau kerja, ya diseling. Kalau (saya) ada panggilan (pekerjaan), bapak saya yang ke sini atau ponakan," lanjutnya.

Suka Duka Narik Perahu Eret

Sama seperti pekerjaan lainnya, Wawan berujar pasti ada suka duka di dalamnya. Salah satunya meninggalkan keluarga yang jauh di Brebes. Wawan mengaku tidak memiliki tempat tinggal di Jakarta. Dia melakukan segala aktivitasnya di perahu.

"Mandi-salat di masjid. Paling cari makan sesekali jalan ke luar. Tapi tidur, masak air, di sini (di perahu)," tuturnya.

Wawan menyebut cuaca yang ekstrem tak jarang membuatnya khawatir. Terlebih pasang surut debit air yang tak menentu dan sulit diprediksi.

"Kayak semalam kan saya sudah nyiapin (tali) sling ditinggiin supaya banjir nggak kena sampah. Eh, nyatanya, pas hujan kan lagi pada tidur, tahu-tahu kawat sling ini sudah di bawah, berarti kan air naik kita nggak terasa," ungkap Wawan.

Kendati begitu, dia berujar tak ada kejadian berarti hingga kini. Wawan juga mengaku selalu memperhatikan seluruh bagian, baik tali, jembatan, maupun perahu dalam kondisi baik dan aman.

"Di situ tanggung jawabnya, jangan sampai kelalaian. Talinya diturun-naikin, jembatannya juga dibersihin kalau ada sampah nyangkut. Perahunya juga lima tahun sekali diganti baru, walaupun modelnya gini-gini aja," pungkas Wawan.

Lihat juga Video: Heboh Pelajar Antre Naik Perahu di Lampung Timur karena Tak Ada Jembatan

(ond/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads