Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,2 terjadi di Samudra Hindia. Gempa tersebut tidak berpotensi memicu tsunami di wilayah Indonesia.
"Berdasarkan analisis modeling tsunami BMKG, gempa Samudra Hindia tersebut tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia dan negara-negara Samudra Hindia," kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).
Gempa tektonik yang terjadi pada pukul 11.31 WIB itu awalnya tercatat M 6,4 sebelum dimutakhirkan menjadi M 6,2. Episenter gempa bumi tersebut terletak pada koordinat 9,73 derajat Lintang Selatan (LS) dan 97,43 derajat Bujur Timur (BT).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat gempa itu tepatnya berlokasi di laut sekitar 676 kilometer arah barat daya dari Enggano, Bengkulu, dengan kedalaman 10 km. Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di dasar laut Samudra Hindia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme geser (strike slip)," katanya.
Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Gempa M 4,4 di Lampung
BMKG kemudian melaporkan terjadi gempa M 4,4 di laut pada 131 km arah barat daya dari Pesisir Barat, Lampung. Gempa itu terjadi pada pukul 12.43 WIB.
Pusat gempa ada di koordinat 6,12 derajat LS dan 103,21 derajat BT pada kedalaman 10 km.
Simak juga Video 'Gempa M 6,0 Guncang Halmahera Barat, Tak Berpotensi Tuunami':
Saksikan juga Blak-blakan, Zulhas: Swasembada Pangan Bukan Angan-angan
(jbr/imk)