Tiga Calon Maju ke Pilrek UGM
Jumat, 04 Mei 2007 17:39 WIB
Yogyakarta - Tiga calon akhirnya lolos dalam seleksi calon rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dua calon lainnya, Dr Bambang Setiadi dan Prof Dr Sudarmadji kandas di tengah jalan.Ketiga calon itu maju setelah digelar rapat pleno gabungan Senat Akademik (SA) dan Majelis Guru Besar (MGB) UGM di Balai Senat di Gedung Pusat UGM, Jumat (4/5/2007), yang dipimpin Ketua SA Prof Dr Ahmad Mursyidi. Dalam rapat pleno itu Sofian Effendi memperoleh 172 suara, Hardyanto Subono sebanyak 116 suara dan Sudjarwadi 138 suara. Sedangkan dua calon lain yaitu Dr Bambang Setiadi meraih 5 suara dan Sudarmadji meraih 3 suara. Tiga calon yang mendapatkan suara terbanyak itu berhak maju dalam pemilihan rektor periode 2007-2012.Ketua SA Prof Dr Ahmad Mursyidi menjelaskan, tiga calon yang lolos ini selanjutnya akan mengikuti fit and proper test pada tanggal 16 Mei 2007 di hadapan Majelis Wali Amanah (MWA)."Alhamdulillah. Tiga nama calon sudah kita dapatkan," kata Ahmad lega.Sebelumnya, kata dia, dalam rapat senat yang dihadiri 77 anggota SA dan 204 anggota MGB, masing-masing calon mempresentasikan program dan visi jika terpilih sebagai rektor untuk masa jabatan 2007-2012. Selama sidang berlangsung hadir pula lima panelis yang terdiri dari Prof Dr Amien Rais sebagai ketua MWA dan dua mantan rektor terdahulu, Prof Dr Teuku Jacob dan Prof Dr Ichlasul Amal, serta ketua Majelis Guru Besar Prof Dr Ir Boma Wikantyoso.Dalam pemilihan nanti ada 22 orang anggota MWA yang akan memilih satu diantara tiga calon yang ada. MWA itu terdiri dari unsur perwakilan pemerintah yang diwakili Mendiknas Bambang Sudibyo, Sultan Hamengku Buwono X, unsur guru besar, perwakilan karyawan dan dosen, wakil mahasiswa dan unsur masyarakat.Dalam prosen ini, kata Ketua MWA Amien Rais, Mendiknas memiliki suara cukup besar yaitu sebesar 35 persen. Oleh karena itu pihaknya akan mencoba melakukan pendekatan ke Mendiknas sesuai kapasitas yang dimiliki untuk membagi suaranya.Alasannya kata Amien, dengan suara yang cukup besar dari Mendiknas bisa mencederai proses demokrasi yang berusaha dibangun dalam proses pemilihan rektor UGM."Kalau Mendiknas mau membagi habis suara kepada ketiga calon yaitu masing-masing 11 suara dan 2 suara tidak perlu digunakan. Itu akan lebih bagus," kata dia.Namun, kata Amien, bila suara penuh diberikan kepada calon A, B atau C, maka proses penjaringan calon akan ada debat terbuka ditambah sidang gabungan dua institusi besar SA dan MGB. Hal ini seperti political joke saja."Jika Mendiknas masih saja bersikeras untuk memberikan suara kepada satu calon saja, institusi yang paling kecewa dalam proses pilihan rektor UGM adalah MWA," kata Amien.
(bgs/umi)