CT Puji Konsep Asta Cita, Proses Implementasi Jadi Tantangan

CT Puji Konsep Asta Cita, Proses Implementasi Jadi Tantangan

Kurniawan Fadilah - detikNews
Selasa, 04 Feb 2025 19:35 WIB
Chairman CT Corp, Chairul Tanjung (tengah) dalam sesi diskusi dalam Sarasehan Ulama di The Sultan Hotel, JakartaΒ (4/2/2025).
Chairman CT Corps, Chairul Tanjung (tengah), memuji visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. (Hanif Hawari/detikcom)
Jakarta -

Chairman CT Corps, Chairul Tanjung, menilai Asta Cita yang dimiliki Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merupakan konsep sangat baik. Dia mengatakan langkah untuk mewujudkan Asta Cita pun akan menjadi tantangan.

"Jujur harus saya katakan, Asta Cita is a very good concept. Tapi how to implement menjadi challenging yang luar biasa. Karena tidak mudah. Karena luar biasa," kata CT saat paparannya dalam acara 'Sarasehan Ulama: Asta Cita Dalam Perspektif Ulama' di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2025).

CT mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi pemerintah untuk mewujudkan Asta Cita salah satunya saat ini terjadi deindustrialisasi. Sebabnya, kata dia, hilirisasi menjadi penting untuk dilakukan pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita terjadi deindustrialisasi. Yang tadinya kita bisa mengekspor barang-barang industri, sekarang untuk kita jadi pengimpor. Itu benar semua. Nah oleh karenanya kita mendukung yang namanya hilirisasi," ungkap CT.

Namun, dia menjelaskan hilirisasi juga harus didukung hadirnya industri-industri di dalam negeri. Menurutnya, saat ini industrialisasi masih dikuasai oleh pihak negara lain, terutama China.

ADVERTISEMENT

"Cuma, ada cumanya. Hilirisasi tidak sebatas hilirisasi. Karena kalau hilirisasi sebatas hilirisasi yang menikmati adalah negara lain yang membangun industrialisasinya. Karena industrialisasinya, misalnya nikel. Nikel itu kan ada nikel ore dari bahan, dibuat di smelter. Itu baru jadi bahan nikelnya. Nah lalu diekspor ke China. Nikel ini bisa menghasilkan 300 ribu produk. Dari yang paling canggih namanya baterai listrik. Baterai untuk mobil listrik. Sampai yang paling simpel sendok, garpu, penggorengan, dan lain sebagainya," jelas CT.

"Bahan panci itu materialnya yang nikel. Nah 300 ribu (produk) inilah yang jadi pabrik dari China. Yang kita mengimpor barangnya lagi dari China. Nah kalau ini kita memastikan bahwa industrialisasinya di Indonesia. Maka kita tidak akan menjadi importir tetapi menjadi eksportir. Nah ini kenyataan yang ada," lanjutnya.

Dia mengatakan, jika tindakan impor tidak mengalami perubahan, pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi. Dia mengatakan upaya implementasi Asta Cita harus benar-benar dilakukan secara serius.

"Nah kalau impor makin meningkat, pertumbuhan ekonomi yang dicita-citakan tidak akan terjadi. Kenapa? Karena pertumbuhan ekonomi itu rumusnya domestic consumption, kontribusinya paling besar. Ditambah investasi. Ditambah net export dan import," terang CT.

"Jadi kalau lebih banyak impornya dari ekspornya, jadi kurang kita nanti faktor pertumbuhan ekonominya. Jadi ini banyak sekali jujur saya katakan. Tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Perjuangannya masih banyak," pungkasnya.

Tonton juga Video CT: Pendidikan Jadi Kunci Memutus Rantai Kemiskinan

(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads