Kekerasan Timor Leste 1999
Interfet Tak Mampu Amankan Dili
Kamis, 03 Mei 2007 20:09 WIB
Jakarta - Kekerasan yang terjadi di Timor Timur tahun 1999 disinyalir akibat ketidakmampuan International Force for East Timor (Interfet) pimpinan Australia dalam mengamankan Dili. Begitu kesan mantan Danrem 164/Wira Dharma Mayjen TNI Noer Muis.Hal itu disampaikan Noer Muis yang saat ini menjabat Panglima Divisi Infanteri I Kostrad, Cilodong, Jawa Barat ini dalam Dengar Pendapat III Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (3/5/2007).Menurut Noer Muis, ketidakberdayaan pasukan INTERFET terlihat sejak masuk Timor Timur tanggal 7 September 1999. Pasukan INTERFET membiarkan masyarakat pro kemerdekaan melakukan pembakaran terhadap sejumlah objek vital seperti gedung BNI dan Danamon, pembakaran markas Kodim dan gedung lainnya, serta penjarahan terhadap aset pemerintah daerah. "Ironisnya, setelah pasukan Interfet masuk ke Timor Timur, mereka membiarkan aksi anarkis massa dari prokemerdekaan melakukan pembakaran, penjarahan dan perusakan," jelas Noer Muis.Dalam kesaksiannya itu, Noer Muis juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kecurangan yang dilakukan oleh pihak United Nations Mission in East Timor (Unamet). Sama seperti pejabat TNI lainnya yang menyampaikan kesaksian dalam DP (dengar pendapat) II yang lalu, Noer Muis juga mencatat sebanyak 26 kecurangan yang dilakukan oleh Unamet. "Sebelum jajak pendapat tanggal 30 Agustus 1999, kecurangan itu diantaranya berupa intimidasi, mempercepat pelaksanaan jajak pendapat dan masih banyak kecurangan lain," ungkapnya.Bahkan pada malam harinya, komplain banyak disampaikan warga pro integrasi kepada Unamet tentang kecurangan tersebut. Sebanyak 441.271 orang yang mendaftar, suara untuk opsi pertama sebanyak 94.388 orang, sedangkan sisanya untuk opsi kedua (pilihan pro kemerdakaan).Protes kepada Unamet yang dipimpin oleh Ian Martin pun disampaikannya bahwa hasil jajak pendapat itu tidak sesuai dengan orang yang mendaftar. Noer Muis juga telah meminta agar protes itu ditindaklanjuti.
(zal/mar)